BAB 8


PUJIAN YAMARAJA 
BESERTA 
PARA PENGIKUT-NYA 




1. 
Pada saat itu, 


2. 
terdapat rombongan Raja Setan yang di-pimpin Para Yamaraja 


3. 
yang jumlah-nya banyak sekali, 


4. 
semua telah tiba di Istana Trayastrimsa. 


5. 
Nama-nama dari Raja Setan tersebut adalah, 


6. 
Raja Setan Selaku Raja Kejahatan, 


7. 
Raja Setan Berupa-rupa Kejahatan, 


7. 
Raja Setan Pertengkaran, Raja Setan Macan Putih, 


8. 
Raja Setan Macan Darah, Raja Setan Macan Merah, 


9. 
Raja Setan Menyebar Petaka, Raja Setan Terbang, 


10. 
Raja Setan Kilat Petir, Raja Setan Ber-gigi Serigala, 


11. 
Raja Setan 1.000 Mata, Raja Setan Khusus Penelan Binatang, 


12. 
Raja Setan Pemikul Batu, Raja Setan Pengurus Pemborosan, 


13. 
Raja Setan Pengurus Bencana, Raja Setan Pengurus Makanan, 


14. 
Raja Setan Pengurus Harta Benda, Raja Setan Pengurus Ternak, 


15. 
Raja Setan Pengurus Unggas-unggas, 


16. 
Raja Setan Pengurus Binatang, Raja Setan Pengurus Para Iblis, 


17. 
Raja Setan Pengurus Kelahiran, Raja Setan Pengurus Nyawa, 


18. 
Raja Setan Pengurus Penyakit, Raja Setan Pengurus Kecelakaan, 


19. 
Raja Setan Ber-mata 3, Raja Setan Ber-mata 4, 


20. 
Raja Setan Ber-mata 5, 


21. 
Raja Setan Kiris, Raja Setan Maha Kiris, 


22. 
Raja Setan Kriksa, Raja Setan Maha Kriksa, 


23. 
Raja Setan Anotha, Raja Setan Maha Anotha, 


24. 
dan Raja Setan lain-lain-nya. 



25. 
Setiap Raja Setan memimpin ratus-an ribu Raja Setan Muda 


26. 
yang berasal dari Jambudvipa


27. 
semua mempunyai tugas dan kedudukan masing-masing. 


28. 
Mereka semua bersama Yamaraja. 


29. 
Berkat kekuatan batin Sang Buddha dan Ksitigarbha Bodhisattva, 


30. 
mereka dapat berada di Istana Trayastrimsa 


31. 
untuk mendengar khotbah Sang Buddha dengan berdiri. 


* * *



32. 
Saat itu, Sang Yamaraja ber-sujud kepada Sang Buddha seraya ber-kata, 


33. 
“O Bhagava yang Termulia, 


34. 
berkat kewibawaan Sang Buddha 


35. 
serta kekuatan Rddhi Abhijnabala Sang Bodhisattva Ksitigarbha, 


36. 
kami dapat memperoleh kesempatan 


37. 
mengunjungi Istana mewah di Surga Trayastrimsa. 


38. 
Sungguh besar manfaat-nya dan sungguh mem-bahagia-kan, 


39. 
O Bhagava yang Termulia. 


40. 
Sekarang kami ingin menanyakan kepada Sang Buddha 


41. 
suatu hal yang masih kami ragu-kan, 


42. 
sudi kira-nya Sang Bhagava menerangkan-nya kepada Kami.” 


* * *



43. 
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Yamaraja, 


44. 
“O Sang Yamaraja yang Terhormat, baik sekali. 


45. 
 Hal-hal apa-kah yang masih Engkau ragu-kan ? 


46. 
Sebut-kan-lah satu per satu, 


47. 
tentu saja Aku bisa menjelaskan-nya kepada-Mu.” 


* * * 



48. 
Pada waktu itu, 


49. 
Sang Raja dari Yama Loka itu ber-anjali kepada Sang Buddha 


50. 
serta mengarahkan muka-Nya kepada Sang Ksitigarbha, 


51. 
lalu ber-kata, 


52. 
“O Bhagava yang Termulia, 


53. 
menurut kesimpulan yang Kami amati, 


54. 
selama ini Sang Bodhisattva Ksitigarbha 


55. 
telah menggunakan ratus-an ribu jenis daya upaya yang praktis 


56. 
untuk menyelamatkan Para Makhluk yang berdosa 


57. 
di 6 Gatya Kehidupan, 


58. 
dan hingga sekarang pekerjaan-Nya masih ber-jalan terus 


59. 
tanpa berhenti 


59. 
dan tanpa merasa lelah-letih sedikit pun ! 


60. 
Akan tetapi, hal-hal yang terpuji ini 


61. 
masih tetap membingungkan Kami sekalian. 


62. 
Pada hakikat-nya, 


63. 
Sang Bodhisattva telah menggunakan kekuatan-Nya yang demikian hebat 


64. 
untuk menolong Makhluk hidup, 


65. 
namun betapa mengagetkan, 


66. 
Para Makhluk hidup yang baru saja bebas dari dosa-nya, 


67. 
ber-selang tidak beberapa lama, 


68. 
mereka terjun lagi ke Alam kesengsaraan ! 


69. 
O Bhagava yang Termulia, 


70. 
Ksitigarbha Bodhisattva jelas memiliki kesaktian yang luar biasa 


71. 
dan tak terbayangkan, 


72. 
tetapi, mengapa Para Makhluk tidak dapat di-buat-nya tetap berada di Jalan Kebaikan 


73. 
dan mencapai kebebasan ? 


74. 
Sudi-lah kira-nya Sang Bhagava menerangkan-nya 


75. 
kepada Kami sekalian.” 


* * *



76. 
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Yamaraja, 


77. 
“Sang Raja yang Terhormat, maklumi-lah, 


78. 
Umat dari Jambudvipa 


79. 
ada sebagian yang memiliki pembawaan yang sangat keras 


80. 
dan amat sulit untuk membina-nya 


81. 
untuk dapat menjadi seorang Penganut Suci. 


82. 
Akan tetapi, Yang Maha Welas Asih Sang Mahasattva Ksitigarbha tersebut 


83. 
tetap memperjuangkan pembebasan Makhluk sengsara 


84. 
dengan semangat yang tinggi 


85. 
serta keuletan-Nya hingga juta-an kalpa


86. 
Para Umat satu demi satu di-selamatkan-Nya, 


87. 
agar mereka dapat dengan cepat bebas dari dosa-nya. 


88. 
Termasuk Para Umat yang berdosa berat 


89. 
yang berada di Alam Neraka, 


90. 
pekerjaan utama Beliau adalah mencabut akar-akar karma dari sang Umat, 


91. 
kemudian memberitahu kepada-nya 


92. 
asal-usul karma yang di-buat oleh Umat tersebut 


93. 
pada masa silam, 


94. 
supaya mereka dengan cepat dapat membangkitkan kesadaran-nya. 


95. 
Tetapi karena segala tindak tanduk Manusia 


96. 
cenderung pada kejahatan, 


97. 
oleh karena itu, 


98. 
mereka yang baru saja keluar dari Jalan Kesengsaraan, 


99. 
tak selang beberapa lama 


100. 
mereka terjun lagi ke Alam tersebut. 



101. 
Karena hal itu-lah Sang Bodhisattva Ksitigarbha 


102. 
selalu mengalami ke-susah-payah-an 


103. 
di tengah perjuangan pembebasan Makhluk sengsara itu 


104. 
hingga sedemikian lama.” 


* * * 



105. 
Sang Buddha melanjutkan Sabda-Nya, 


106. 
“Ibarat-nya terdapat seorang yang tersesat 


107.  
dan tidak mengerti tempat asal-nya 


108. 
( yaitu jiwa Buddha yang di-miliki-nya ) 


109. 
dan sejauh itu beliau terus mondar mandir 


110. 
di Jalan Penderitaan ( Alam sengsara ) 


111. 
dan di dalam lingkungan-nya yang penuh sesak 


112. 
di-huni oleh berbagai Yaksa jahat 


113. 
(3 akar sifat kejahatan : ketamakan, kebencian, kebodohan batin), 


114. 
serta harimau, serigala, singa, 


115. 
bengkarung ber-bisa, ular ber-bisa, 


116. 
dan kalajengking ber-sengat 


117. 
( yaitu 10 macam perbuatan jahat ). 


118. 
Maka jalan itu amat bahaya bagi Orang yang tersesat, 


119. 
dan tak lama, ia akan menjadi korban 


120. 
dan jatuh ke Alam penderitaan.  


121. 
Untung-lah datang seorang Arya atau Tokoh Bijak 


122. 
yang ber-pengalaman, yang amat luhur, 


123. 
dapat mencegah racun-racun 


124. 
dari Makhluk atau Satwa yang ber-bahaya tersebut, 


125. 
melihat si tersesat sedang berada di jalan bahaya, 


126. 
maka ia dengan iba hati cepat me-nasehat-kan kepada-nya, 


127. 
‘Wahai, Putra-Ku yang tersayang, 


128. 
apa sebab-nya Anda berani masuk ke jalan yang ber-bahaya ini ? 


129. 
Apa-kah Anda benar-benar memiliki daya upaya yang sakti 


130. 
dan mampu melawan racun-racun 


131. 
serta berani menaklukkan Para Margasatwa yang buas itu ?’ 


132. 
Setelah mendengar nasehat dari Tokoh Bijak, 


133. 
si tersesat menjadi sadar 


134. 
bahwa ia berada di jalan yang ber-bahaya 


135. 
dan ingin sekali dengan langkah cepat 


136. 
meninggalkan jalan penderitaan ( berarti Jalan Lahir dan Mati ) itu. 


137. 
Kemudian sang Tokoh Bijak itu menyambut tangan-nya 


138. 
dan membimbing-nya untuk keluar dari jalan tersebut, 


139. 
agar si tersesat tidak akan menjadi korban 


140. 
dan dapat menyeberangkan diri-nya 


141. 
ke suatu jalan yang aman 


142. 
atau ke ‘Pantai Sana’ untuk menikmati Kebahagiaan.” 


* * *



143. 
“Sang Tokoh Bijak kembali memberi nasehat, 


144. 
‘Wahai, si tersesat yang Ku-sayangi, 


145. 
mulai dari hari ini hingga kapan saja, 


146. 
jangan lagi kembali ke jalan yang ber-bahaya ini. 


147. 
Ketahui-lah, telah banyak Umat yang tersesat di jalan ini 


148. 
dan sulit mendapat kesempatan untuk keluar 


149. 
dan akhir-nya menjadi korban yang malang.’ 


150. 
Setelah si tersesat mendengar peringatan tersebut, 


151. 
beliau merasa amat terharu di dalam hati-nya. 


152. 
Se-waktu mereka akan berpisah, 


153. 
sang Tokoh Bijak ber-kata lagi, 


154. 
‘Apabila Anda melihat Sanak Saudara-mu 


155. 
atau Umat-umat yang lain, 


156. 
baik Pria maupun Wanita, 


157. 
mohon memberitahu kepada mereka 


158. 
bahwa jalan ini amat ber-bahaya, 


159. 
siapa pun yang tersesat di Lingkungan ini 


160. 
pasti akan menjadi korban. 


161. 
Tolong nasehati-lah Para Umat yang lain 


162. 
agar tidak terlibat pada kematian yang percuma’.” 


* * *




163. 
“Ini-lah perumpamaan-Ku, 


164. 
O Sang Raja yang Terhormat, 


165. 
Sang Bodhisattva Ksitigarbha tidak berbeda dengan sang Tokoh Bijak tadi. 


166. 
Beliau dengan iba hati dan Maha belas kasihan, 


167. 
menyambut tangan sang Umat yang berdosa 


168. 
untuk keluar dari pelbagai Alam kesengsaraan 


169. 
lalu di-lahir-kan ke Surga atau ke Alam Manusia. 


170. 
 Ada sebagian besar dari Para Umat yang berdosa 


171. 
yang telah sadar diri, 


172. 
dan setelah mereka terbebas dari dosa-nya, 


173. 
mereka tidak akan terlibat lagi 


174. 
dalam kematian yang percuma itu. 


175. 
 Keadaan-nya sama seperti si tersesat tadi, 


176. 
walaupun ia pernah terjatuh ke dalam Lingkungan yang ber-bahaya 


177. 
dan di-ancam oleh Para Makhluk jahat, 


178. 
tapi setelah tangan-nya di-tarik oleh sang Tokoh Bijak, 


179. 
lantas ia sadar, 


180. 
lalu dengan langkah cepat 


181. 
ia meninggalkan tempat tersebut, 


182. 
bahkan beliau dapat mengulangi nasehat-nasehat 


183. 
dari sang Tokoh Bijak tersebut 


184. 
kepada Para Umat lain 


185. 
se-waktu ia melihat ada Umat 


186. 
yang akan masuk ke jalan ber-bahaya itu. 


187. 
Dan di samping itu, 


188. 
ia juga selalu mengisahkan 


189. 
tentang apa yang pernah di-alami-nya 


190. 
kepada Para Umat yang kurang waspada.” 


* * * 




191. 
“Akan tetapi, 


192. 
masih terdapat sebagian Umat yang memiliki dosa berat, 


193. 
meskipun mereka sudah keluar dari jalan ber-bahaya tersebut, 


194. 
mungkin disebabkan pendirian-nya yang kurang teguh, 


195. 
tak selang beberapa lama, 


196. 
mereka masuk kembali ke jalan yang ber-bahaya tersebut, 


197. 
dan mereka sama sekali tidak mengingat lagi 


198. 
apa-kah jalan itu sudah pernah di-lewati atau belum.  


199. 
Kemudian mereka tersesat lagi 


200. 
karena mereka ter-giur oleh nafsu duniawi. 


201. 
Begitu-lah akhir-nya mereka menjadi korban 


202. 
dan harus menjalani hukuman di Alam kesengsaraan lagi. 


203. 
Namun, Umat yang kurang kesadaran ini, 


204. 
masih tetap di-selamat-kan oleh Sang Ksitigarbha 


205. 
dengan berbagai daya upaya yang tepat, 


206. 
agar mereka dapat terbebas dari Alam kesengsaraan tersebut, 


207. 
dan dapat di-lahir-kan di Surga atau Dunia Manusia. 


208. 
 Tetapi apabila pendirian dan keyakinan mereka masih ber-goyah, 


209. 
tidak teguh, 


210. 
atau karma-nya masih se-demikian berat, 


211. 
atau sama sekali tidak memiliki kesadaran, 


212. 
walaupun sudah di-beri peringatan, 


213. 
maka Umat yang seperti ini 


214. 
selama ber-juta-juta kalpa 


215. 
tetap harus berada di Alam Neraka.” 


* * * 



216. 
Pada saat itu, 


217. 
Sang Raja Setan merangkupkan ke-dua telapak tangan-nya, 


218. 
memberi hormat kepada Sang Buddha seraya ber-kata, “


219. 
O Bhagava yang Termulia, 


220. 
kami selaku Pemimpin dari berbagai rombongan Setan, 


221. 
yang mana memiliki Anak buah yang sangat banyak, 


222. 
yang semua-nya ber-tugas di Jambudvipa


223. 
Berhubung karena akibat karma, 


224. 
Sanak Keluarga kami 


225. 
se-waktu ber-keliling di Alam Manusia 


225. 
lebih banyak berbuat kejahatan daripada Kebajikan. 


226. 
Tetapi, se-waktu mereka melewati satu rumah 


227. 
ke rumah lain-nya dalam satu Kota, 


228. 
atau dalam satu Kampung, 


229. 
baik di Desa, kebun, pekarangan, dan sebagai-nya, 


230. 
apabila Para Setan melihat 


231. 
ada Pria atau Wanita yang berbuat Kebaikan, 


232. 
walaupun hanya sedikit saja, 


233. 
terutama mereka yang memasang panji, payung ber-tirai 


234. 
di atas ruphang Buddha dan ruphang Para Bodhisattva, 


235. 
walaupun hanya menyediakan sedikit persembahan, 


236. 
yaitu dupa, buah-buah-an, bunga-bunga-an, 


237. 
yang di-letak-kan di atas Altar Buddha 


238. 
dan membaca Sutra Ajaran Sang Buddha 


239. 
dan menyebut Nama Buddha atau Bodhisattva, 


240. 
atau pun hanya membaca beberapa bait gatha ( syair ) 


241. 
yang ter-cantum-kan di dalam Kitab Suci Ajaran Sang Buddha, 


242. 
maka Orang yang ber-budi ini 


243. 
akan selalu di-hormati oleh Para Setan, 


244. 
dan mereka selalu di-pandang oleh Para Setan 


245. 
sebagai Para Buddha di masa lalu, 


246. 
sekarang, dan yang akan datang. 


247. 
Dan kami selaku Raja Setan selalu memerintahkan Anak buah kami 


248. 
yakni Setan-setan yang memiliki kekuatan 


249. 
beserta Para Dewa Bumi untuk melindungi mereka 


250. 
dan mencegah hal-hal yang jahat 


251. 
dan ber-macam-macam musibah penyakit-penyakit aneh yang parah, 


252. 
atau hal-hal yang kurang baik 


253. 
yang dapat mengganggu Lingkungan mereka, 


254. 
untuk tidak terjadi, 


255. 
terutama yang dapat menimpa Keluarga mereka.” 


* * * 



256. 
Sang Buddha memuji Raja Setan, 


257. 
“Sadhu, Sadhu, Sadhu ! 


258. 
Karena Kamu sekalian 


259. 
beserta Para Raja dari Yama Loka 


260. 
bersedia melindungi Para Pria dan Wanita yang ber-budi, 


261. 
Aku akan memohon 


262. 
kepada Raja Indra di Istana Trayastrimsa 


263. 
serta Raja Brahma di Surga Brahmakajika 


264. 
agar dapat membantu Kalian, 


265. 
supaya tugas Kalian dapat ber-jalan dengan lancar.” 


* * * 



266. 
Setelah Sabda Sang Buddha selesai, 


267. 
di dalam Persamuan Agung tersebut 


268. 
terdapat seorang Raja Setan 


269. 
yang bernama Raja Setan Pengurus Nyawa


270. 
ber-kata kepada Sang Buddha, 


271. 
“O Bhagava yang Termulia, 


272. 
berhubung karena akibat karma, 


273. 
kami ber-tugas mengurus nyawa dari Para Umat Jambudvipa


274. 
baik kelahiran-nya maupun kematian-nya, 


275. 
Aku-lah yang mengurus-nya. 


276. 
Sebenarnya, cita-cita-Ku hendak memberi manfaat kepada Manusia, 


277. 
namun mereka enggan memperhatikan, 


278. 
atau enggan menerima nasehat-Ku, 


279. 
sehingga mereka, 


280. 
terutama yang baru lahir maupun yang akan meninggal dunia, 


281. 
tidak mendapat perlindungan dan keselamatan, 


282. 
sebab Para Umat dari Jambudvipa


283. 
baik Pria maupun Wanita, 


284. 
se-waktu melihat sang Ibu yang mengandung 


285. 
atau hendak melahirkan, 


286. 
mereka seharusnya banyak berbuat Kebaikan 


287. 
untuk menambah suasana Kebajikan dalam Rumah Tangga-nya, 


288. 
sehingga Kehidupan mereka menjadi lebih aman dan sentosa. 


289. 
Dengan melihat Para Umat berbuat Kebajikan, 


290. 
Para Dewa Bumi merasa amat gembira 


291. 
dan senang memberi perlindungan 


292. 
kepada sang Ibu dan Anak-nya, 


293. 
sehingga mereka beserta seluruh Keluarga-nya 


294. 
selalu dalam keadaan sehat dan bahagia. 


295. 
Dan pada saat sang Bayi lahir ke Dunia, 


296. 
jangan-lah membunuh Makhluk ber-nyawa 


297. 
dengan alasan untuk sang Ibu, 


298. 
atau di-jadi-kan hidangan


299. 
untuk mengundang Para Sanak Saudara 


300. 
untuk datang ke rumah-nya 


301. 
dan ber-pesta makan daging dari hasil pembunuhan 


302. 
serta menikmati minuman keras, 


303. 
atau ber-main musik, menari, dan menyanyi. 


304. 
Hal ini dapat mengakibatkan sang Bayi 


305. 
dan Ibu-nya tidak dapat merasa aman dan tentram.” 


* * *



306. 
“Mengapa perbuatan tersebut harus di-hindari ? 


307. 
Karena pada saat sang Ibu akan melahirkan, 


308. 
atau sedang mengalami kesukaran dalam melahirkan, 


309. 
waktu itu Para Setan jahat, jin-jin liar, 


310. 
serta Makhluk halus lain-nya datang ke rumah sang Umat, 


311. 
karena mereka ingin me-minum darah kotor yang ber-bau itu. 


312. 
Apabila kedatangan mereka Aku ketahui, 


313. 
maka Aku segera memerintah Para Dewa Bumi 


314. 
untuk melindungi sang Ibu dan Bayi-nya, 


315. 
supaya mereka tetap selamat. 


316. 
Di samping itu, 


317. 
Keluarga-nya semestinya harus ber-syukur 


318. 
serta banyak berbuat Jasa Kebajikan 


319. 
untuk ber-Terimakasih pada Para Dewa, 


320. 
karena sang Bayi dan Ibu-nya, 


321. 
ke-dua-dua-nya telah di-selamat-kan oleh-Nya. 


322. 
Namun, ada sebagian Umat yang tidak hanya melupakan budi ini, 


323. 
melainkan mereka berani melakukan pembunuhan 


324. 
terhadap nyawa hewan, 


325. 
dan beramai-ramai beserta Para Sanak Saudara 


326. 
ber-pesta pora me-makan daging Makhluk hidup 


327. 
dan mengganggu ketentraman suasana Rumah Tangga. 


328. 
Hal ini tentu akan membahayakan nyawa sang Bayi dan Ibu-nya, 


329. 
betapa menyedihkan !” 


* * * 




330. 
“Demikian juga, 


331.
Para Umat dari Jambudvipa ( Alam Manusia ), 


332. 
pada saat mereka akan meninggal dunia, 


333. 
baik yang berdosa berat atau tidak, 


334. 
semua-nya akan Ku-bantu, 


335. 
agar mereka tidak akan di-terjun-kan ke Alam kesengsaraan. 


336. 
Apabila sang Umat suka berbuat Kebaikan pada masa hidup-nya, 


337. 
dapat mempermudah tugas-Ku, 


338. 
pasti-lah si Almarhum dapat membebaskan diri 


339. 
dari segala rintangan secara cepat. 


340. 
Seperti di-ketahui, 


341. 
Para Umat se-waktu akan meninggal dunia, 


342. 
waktu itu akan datang 


343.
ratus-an ribu Iblis jahat atau Makhluk halus 


344. 
dari pelbagai Alam sengsara. 


345. 
Mereka men-jelma-kan tubuh-nya 


346. 
menjadi seperti Ayah atau Ibu, 


347. 
atau Sanak Saudara dari si Almarhum, 


348. 
dan dengan sikap amat akrab 


349. 
mereka menyambut Almarhum, 


350. 
agar si Almarhum dengan cepat mengikuti mereka 


351. 
untuk di-terjun-kan ke Alam kesedihan. 


352. 
Jika si Almarhum berdosa berat, 


353. 
maka dengan cepat 


354. 
beliau akan mengikuti Para Iblis jahat tersebut ber-sama-sama 


355. 
untuk pergi ke Alam Neraka.” 


* * * 




356. 
“Mengapa si Almarhum se-demikian mudah di-perdaya-kan, 


357. 
O Bhagava yang Termulia ? 


358. 
Sebab, pada saat sang Umat akan meninggal dunia 


359. 
kesadaran-nya amat gelap 


360. 
dan beliau amat bingung, 


361. 
ia sama sekali tidak bisa membedakan 


362. 
hal mana yang baik dan hal mana yang buruk, 


363. 
pikiran-nya keruh sekali. 


364. 
Bahkan mata dan telinga-nya 


365. 
serta indera lain pun tidak ber-fungsi lagi, 


366. 
maka dia mudah sekali di-perdaya oleh Para Iblis jahat. 


367. 
Pada saat itu, 


368. 
Keluarga-nya harus sadar 


369. 
dan cepat-cepat mengadakan puja bakti secara khidmat 


370. 
dan mengundang Para Tokoh Suci, Pandita, 


371. 
atau Bhiksu, atau Bhiksuni, dan sebagai-nya, 


372. 
untuk membaca Sutra dari Buddha Dharma, 


373. 
atau memuliakan Nama Buddha dan Nama Bodhisattva, 


374. 
kemudian Jasa berharga ini di-salur-kan kepada si Almarhum, 


375. 
pasti-lah sang Almarhum dapat bebas dari Alam kesengsaraan, 


376. 
dan Para Iblis jahat, Para Makhluk halus lain-nya 


377. 
akan lenyap total dari pandangan si Almarhum.” 


* * *



378. 
“Yang terpenting, 


379. 
O Bhagava yang Termulia, 


380. 
baik Makhluk apa pun, 


381. 
pada saat mereka akan meninggal dunia, 


382. 
seandai-nya mereka dapat mendengar 


383. 
Nama dari seorang Buddha 


384. 
atau Nama dari seorang Bodhisattva, 


385. 
atau 1 ( satu ) bait gatha


386. 
atau perkataan dari Sutra Mahayana, 


387. 
maka dengan Kebajikan ini, sang Umat, 


388. 
walaupun telah memiliki dosa atau karma berat, 


389. 
pasti akan mendapat kebebasan, 


390. 
kecuali mereka yang melakukan dosa 


391. 
dari 5 perbuatan durhaka dan dosa pembunuhan.” 


* * * 



392. 
Sang Buddha ber-sabda kepada Raja Setan Pengurus Nyawa, 


393. 
“O Raja Setan yang ber-budi, sungguh, 


394. 
Anda adalah seorang Raja yang Maha Welas Asih. 


395. 
Anda berani ber-janji kepada Para Umat, 


396. 
baik yang akan lahir atau yang akan meninggal dunia, 


397. 
bahwa Anda ber-tekad melindungi mereka 


398. 
atau membantu mereka 


399. 
agar terbebas dari kesengsaraan. 


400. 
Mudah-mudah-an usaha Anda dapat berhasil dengan baik. 


401. 
Dan jangan-lah Anda menunda 


402. 
atau melupakan janji-Mu yang sedemikian Agung itu. 


403. 
Bila terdapat seorang Wanita yang mengalami kesukaran dalam melahirkan 


404. 
dan beliau meninggal dunia, 


405. 
usahakan-lah untuk membantu-nya juga.” 


* * *



406. 
Sang Raja Setan ber-kata kepada Sang Buddha, 


407. 
“O Bhagava yang Termulia, 


408. 
mohon Anda tak usah khawatir terhadap masalah ini.  


409. 
Aku sengaja men-jelma-kan diri-Ku 


410. 
hingga se-demikian maksud-nya tiada lain, hanya satu, 


411. 
yaitu akan Ku-usaha-kan 


412. 
agar Para Umat Jambudvipa


413. 
baik yang baru lahir atau yang akan meninggal dunia, 


414. 
agar keadaan-nya tetap tenang, aman, dan bahagia. 


415. 
Seandai-nya Para Umat dapat menaruh perhatian 


416.
dan yakin terhadap nasehat 


417. 
yang Kami sampai-kan tersebut, 


418. 
pasti-lah mereka akan memperoleh manfaat


419. 
dan akan terbebas dari segala kesengsaraan.” 


* * * 



420. 
Pada saat itu Sang Buddha mem-beritahu kepada Bodhisattva Ksitigarbha, 


421. 
“O Sang Ksitigarbha Yang Maha Welas Asih, ketahui-lah, 


422. 
Raja Setan yang bernama Pengurus Nyawa ini, 


423. 
sejak Beliau memiliki identitas Raja Setan 


424. 
hampir ratus-an ribu masa 


425. 
Beliau selalu menolong Para Makhluk yang sengsara. 


426. 
Karena perasaan Beliau 


427. 
dan cita-cita-Nya yang se-demikian welas asih dan agung, 


428. 
maka Beliau dengan sengaja men-jelma-kan diri-Nya 


429. 
menjadi seorang Raja Setan, padahal bukan ! 


430. 
Sesungguh-nya Beliau adalah seorang Bodhisattva yang penuh welas asih, 


431. 
yang ber-niat menyelamatkan Umat dari penderitaan 


432. 
dan kira-kira 170 kalpa lagi, 


433. 
Beliau akan menjadi seorang Buddha, 


434. 
dan gelar-Nya adalah ‘AnimittaTathagata


435. 
Nama kalpa-nya ‘Sukham’, 


436. 
Nama-nya di Alam Manusia adalah ‘Posadha’ 


437. 
dan usia-Nya panjang sekali 


438. 
sulit di-hitung dengan masa kalpa


439. 
O Sang Ksitigarbha, demikian-lah tentang karir Raja Setan, 


440. 
yang hasil kerja-nya pun terlampau banyak 


441. 
untuk di-terang-kan secara keseluruhan, 


442.
terutama Para Umat Manusia serta Para Dewa 


443. 
yang pernah di-selamat-kan oleh Beliau 


444. 
juga tak terhingga banyak-nya.” 



* * * * * * * * * *