BAB 1


ISTANA TRAYASTRIMSA VARGA RDDHIDHI JNANAM 
( PERSAMUAN AGUNG DI ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA ) 



Demikian yang ku-dengar,

1.
Pada suatu waktu Sang Buddha berada di Surga Trayastrimsa 


2. 
untuk memberi khotbah Dharma kepada Ibu-Nya. 


3.
Sang Buddha ingin agar Ibu-Nya dapat terbebas dari Triloka dan dilahirkan di Alam Buddha. 


4.
Beliau memasuki Samadhi 


5. 
dan pada saat itu vijnana-Nya ( kesadaran-Nya ) menjadi badan Dharmakaya, 


6. 
pergi ke Surga Trayastrimsa.


7.
Sewaktu Sang Buddha akan memberi khotbah Dharma kepada Ibu-Nya di Istana Surga Trayastrimsa, 


8. 
datang-lah Para Buddha beserta Para Bodhisattva Mahasattva dari 10 penjuru jagad, 


9.
yang jumlah-nya sulit diperkirakan. 


10.
Mereka ber-kumpul di Persamuan Agung di Istana Surga Trayastrimsa 


11. 
dan dengan perasaan amat gembira serta dengan khidmat, 


12. 
mereka menyanjung dan memuji Jasa-jasa dan Kebajikan dari Buddha Sakyamuni. 


13.
Mereka juga mengagumi Buddha Sakyamuni 


14. 
yang ber-tekad berada di Jambudvipa ( Alam Manusia ) atau Alam Saha Loka 


15. 
yang memiliki Panca Kasaya ( 5 macam kekeruhan ), 


16. 
tapi Beliau dapat menampilkan Maha Prajna ( Kebijaksanaan Tertinggi ) 


17. 
serta Riddhi-Abhijnabala ( tenaga batin ) untuk menundukkan Para Umat yang ber-hati keras, 


18.
dan membimbing mereka hingga sadar 


19. 
serta dapat mengerti jalan yang menuju Kebahagiaan 


20. 
dan dapat menghindari jalan yang menuju penderitaan.


* * *


21. 
Ketika Para Siswa atau Umat yang pernah di-bimbing oleh Sang Buddha ( yang telah dilahirkan di berbagai Alam Surga ), 


22. 
mendengar Maha Guru-nya datang ke Istana Surga Trayastrimsa, 


23.  
mereka semua mengirim wakil-nya 


24. 
atau datang sendiri guna memberi penghormatan kepada Maha Guru-nya, 


25. 
untuk membalas budi-nya. 


26. 
Pada saat itu Sang Buddha merasa amat gembira, Beliau tersenyum, 


27. 
dan mengeluarkan ratus-an ribu koti ( 1 koti = 10 juta ) Maha Rasmiprabha Mega


28.
yaitu awan yang ber-cahaya yang amat terang dari seluruh badan-Nya, 


29. 
dan jenis-nya berupa-rupa, 


30. 
seperti awan ber-cahaya yang Maha Paripurna


31. 
awan ber-cahaya yang Maha Maitri, 


32. 
Maha Jnana, Maha Prajna, Maha Samadhi, 


33. 
Maha Shri, Maha Punna, Maha Guna, 


34. 
Maha Sarana, Maha Stotra


35. 
serta awan-awan indah 


36. 
dan sinar-sinar Buddha yang amat terang lain-nya. 


37. 
Banyak-nya sungguh tak terhingga dan tak terkatakan. 


38. 
Setelah awan-awan dan sinar-sinar itu berhenti keluar dari seluruh badan Sang Buddha, 


39. 
lalu ter-dengar ber-macam-macam suara yang sangat merdu 


40. 
yang keluar dari mulut Sang Buddha. 


41. 
Suara-suara yang merdu ini dapat membimbing semua Makhluk hidup untuk mencapai penerangan, 


42. 
yaitu suara dari Dana Paramita Ghosa, dari Sila Paramita Ghosa


43. 
Ksanti Paramita Ghosa, Virya Paramita Ghosa


44. 
Dhyana Paramita Ghosa, Prajna Paramita Ghosa


45. 
Maitri Ghosa, Karuna Ghosa


46. 
Upeksa Ghosa, Vimoksa Ghosa


47. 
Anasvara Ghosa, Jnana Ghosa


48. 
Maha Jnana Ghosa, Maha Simhanada Ghosa


49. 
Garjita Ghosa, Maha Garjita Ghosa


50. 
serta suara-suara lain-nya, banyak-nya tak terhitung !


51. 
Ketika suara-suara tersebut selesai di-kumandang-kan, 


52. 
datang-lah rombongan Para Dewata, Naga, Hantu, dan Makhluk-makhluk Suci 


53. 
beserta rombongan-rombongan lain-nya, yang jumlah-nya banyak sekali. 


54. 
Mereka ada yang datang dari Alam Saha Loka ( Alam Manusia ), 


55. 
Alam Surga Maha Raja Kajika, atau Surga Trayastrimsa Jurusan 33 Surga, 


56. 
dari Surga Yama, Tusita, Nimmanarati, 


57. 
Paranimmitavasavartin, Surga Brahmakajika, 


58. 
Brahmaparsadya, Brahmapurohita, Surga Mahabrahma, 


59. 
Parittabha, Apramanabha, Abhasvara, 


60. 
Parittasubha, Apramanasubha, Subhakrtsna, 


61. 
Anabhraka, Punnaprasava, Brhatphala, 


62. 
Avrha, Atapa, Sudrsa, Sudarsana, 


63. 
Akanistha, Mahamahesvara, 


64. 
hingga Surga Naivasamjnanasamjnayatana, yaitu Surga yang Tertinggi dari Para Mulia, 


65. 
semua dari mereka telah berkumpul di Persamuan Agung di Istana Surga Trayastrimsa tersebut. 


66. 
Kemudian hadir juga rombongan Dewa Penguasa Laut, 


67. 
Dewa Sungai, Dewa Pohon, Dewa Gunung, 


68. 
Dewa Bumi, Dewa Danau, Dewa Pertanian, 


69. 
Dewa Pe-ronda-an Siang, Dewa Pe-ronda-an Malam, 


70. 
Dewa Angkasa, Dewa Langit, 


71. 
Dewa Minuman dan Makanan, Dewa Penguasa Tumbuh-tumbuh-an, 


72. 
serta rombongan dari Para Makhluk Suci lain-nya. 


73. 
Dan dari rombongan tersebut, baik yang datang dari Alam Saha Loka ( Alam Manusia ) atau datang dari Alam lain, 


74. 
semua-nya telah berkumpul di arena Persamuan Agung tersebut. 


75. 
Kemudian hadir pula rombongan dari Para Raja Setan, 


76. 
seperti Raja Setan Ber-mata Kejam, 


77. 
Raja Setan Pengisap Darah, Raja Setan Pengisap Sari Mani, 


78. 
Raja Setan Pemakan Janin dan Telur, Raja Setan Penyebar Penyakit, 


79. 
Raja Setan Penolak Tuba, serta Para Raja Setan Pengasih Penyayang, 


80. 
Para Raja Setan Pemberi Rezeki kepada Umat Manusia, Para Raja Setan Ber-budi Luhur, 


81. 
serta rombongan Para Raja Setan yang lain beserta Pengikut-nya, 


82. 
jumlah-nya banyak sekali dan semua-nya telah berkumpul di arena Persamuan Agung tersebut. 


* * *


83. 
Pada saat itu Sang Buddha ber-sabda kepada Pangeran Dharma Manjusri Bodhisattva Mahasattva, 


84. 
“O Arya Manjusri yang Maha Bijak, bisa-kah Anda menghitung jumlah dari Para Hadirin yang berada di dalam Persamuan Agung ini ?” 


85. 
“Tidak mungkin, O Bhagava yang Termulia,” jawab Sang Manjusri, 


86. 
“Walaupun dengan kepandaian serta Rddhi-Abhijnabala-Ku ( tenaga batin ), 


87. 
Aku tidak dapat menghitung jumlah dari Para Hadirin ini, 


88. 
walaupun selama ribu-an kalpa ( waktu yang panjang-nya tak terkira ) Aku menghitung-nya.” 


89. 
Sang Buddha ber-sabda kepada Bodhisattva Manjusri, 



90. 
“Benar, jumlah-nya sungguh sulit Kita ketahui, 


91. 
Aku pun telah menghitung-nya dengan Buddha-caksu-Ku ( mata Buddha ), 


92. 
namun, tetap tidak bisa Ku-ketahui berapa jumlah-nya. 


93. 
Tentu lebih sulit lagi bagi-mu.” 


* * * 


94.  
“Ketahui-lah, O Arya Manjusri. 


95. 
Kehadiran mereka itu merupakan suatu prestasi tersendiri dari Bodhisattva Ksitigarbha. 


96. 
Sejak zaman dulu hingga sekarang, 


97. 
Beliau terus menjalankan tugas suci-Nya di Alam semesta tanpa berhenti, 


98. 
sehingga Para Makhluk, baik yang telah di-selamat-kan oleh-Nya, 


99. 
maupun yang akan di-selamat-kan, 


100. 
juga yang belum di-selamat-kan, 


101.  
atau dengan kata lain, baik yang telah mencapai penerangan, 


102. 
atau yang akan mencapai penerangan, 


103. 
serta yang belum mencapai penerangan atau ke-Bodhi-an, 


104.
dapat memperoleh manfaat yang sangat besar 


105. 
jika mereka mengikuti Ajaran-Nya.” 



106.  
Sang Manjusri berkata,


107. 
“O Bhagava Yang Termulia, peristiwa yang mengagumkan ini bagi-Ku tidak-lah menimbulkan keraguan, 


108. 
sebab sejak masa silam, 


109.
Aku telah melaksanakan berbagai Karma Kusalamulena ( Perbuatan Kebajikan ), 


110. 
dan telah memperoleh pengetahuan Avaranajnana ( Kebijaksanaan Tanpa Halangan ), 


111. 
maka Aku akan merasa yakin sepenuh-nya terhadap uraian Sang Buddha. 


112. 
Namun bagi Para Sravaka yang ber-pahala kecil, 


113. 
bagi Para Dewa, Naga, Asta Gatyah ( 8 Kelompok Makhluk ), 


114. 
serta Para Umat Manusia dari masa yang akan datang, 


115. 
apabila mereka mendengar Sabda Tathagata tentang peristiwa hari ini, 


116. 
mungkin mereka tidak dapat memahami-nya, 


117. 
sehingga dapat menimbulkan keraguan dalam hati mereka. 


118. 
Apabila kita langsung mengajarkan Dharma ini kepada mereka, 


119. 
mungkin mereka akan melakukan dosa pemfitnahan. 


120. 
Demi untuk mencegah timbul-nya keraguan terhadap Sutra ini, 


121. 
maka kami mohon agar Sang Buddha 


122. 
sudi menguraikan tentang prestasi tersendiri dari Bodhisattva Ksitigarbha, 


123. 
serta saat Beliau melaksanakan Carya dan Bhavana ( menjalankan dan mempraktekkan Dharma ) 


124. 
beserta Jasa-jasa dan Kebajikan yang pernah Beliau buat. 


125.
Juga tentang Maha Pranidhana-Nya, niat suci-Nya yang Maha Mulia, 


126. 
serta kunci keberhasilan-Nya, 


127. 
yang membuat Beliau dapat membimbing sedemikian banyak Umat di Alam Semesta ini.” 


* * * 


128. 
Sang Buddha ber-sabda, “O Arya Manjusri yang Maha Bijak, 


129. 
seandainya semua tumbuhan, 


130. 
seperti rumput, pohon, hutan, rimba, 


131. 
padi, rami, bambu, kumpai, 


132. 
batu, gunung, debu halus, 


133. 
yang berada di Dunia dalam Trisahasra-Mahasahasra


134. 
masing-masing di-ubah menjadi Sungai Gangga, 


135. 
dan butir-an pasir yang berada di setiap Sungai Gangga itu, 


136. 
tiap butir-nya dijadikan Alam Trisahasra-Mahasahasra


137. 
butir-an debu yang berada di tiap Alam Trisahasra-Mahasahasra itu, 


138. 
tiap butir-nya dijadikan 1 kalpa


139. 
tumpuk-an debu selama 1 kalpa itu, 


140. 
tiap butir-nya dijadikan masa kalpa lagi, 


141. 
maka berapa kalpa jumlah-nya akan sangat sukar sekali di-hitung, bukan ? 


142. 
Namun, Jasa-jasa Bodhisattva Ksitigarbha 


143. 
sejak Beliau mencapai Dasa Bhumayah ber-status se-tingkat dengan Buddha, 


144. 
hingga sekarang, lama-nya telah mencapai ribu-an kali lipat daripada perumpamaan kita tadi. 


145. 
Apalagi sewaktu Beliau masih di Sravaka Bhumi atau Pratyekabuddha Bhumi


146. 
waktu yang lama-nya juga tak terhitungkan, 


147. 
O Arya Manjusri, ketahui-lah, 


148. 
baik kewibawaan maupun kesucian dari cita-cita dan Pranidhana ( tekad utama ) dari Bodhisattva ini 


149. 
sangat-lah agung dan sulit diperkirakan banyak-nya. 


150. 
Maka itu, apabila terdapat Putra Putri yang ber-budi dari masa yang akan datang, 


151. 
setelah mereka mendengar Nama Agung dari Bodhisattva ini, 


152. 
walaupun mereka hanya memberi hormat 


153.
atau memuji Jasa-Nya, 


154. 
atau memuliakan Nama-Nya, 


155. 
atau mengadakan puja bakti, 


156. 
dengan dupa, gandha, bunga, dan sebagai-nya, 


157. 
atau membuat rupa-Nya, 


158. 
baik dalam bentuk lukisan ber-warna 


159. 
maupun ber-bentuk ukiran, pahat-an, dan sebagai-nya, 


160. 
maka Putra Putri yang ber-budi itu akan di-anugerahi kesempatan yang amat cerah, 


161. 
yakni dilahirkan di Surga Trayastrimsa hingga ratus-an kali 


162. 
dan selama-nya tidak akan dilahirkan lagi di Alam sengsara.” 


* * *


163.
“O Arya Manjusri yang Maha Bijak,” sabda Sang Buddha, 


164. 
“Dengar-kan-lah baik-baik, 


165. 
sekarang Aku akan mulai menguraikan suatu Dharma yang penting 


166. 
tentang Bodhisattva ini kepada kamu sekalian.” 


167. 
“Sudi-lah menguraikan-nya, O Bhagava yang Termulia. 


168. 
Kami telah siap mendengarkan-nya,” 


169. 
jawab Sang Bodhisattva Manjusri. 


170. 
“Ketahui-lah, O Arya Manjusri. 


171. 
Sulit di-hitung waktu-nya, yaitu ber-kalpa-kalpa yang silam, 


172. 
Ksitigarbha Bodhisattva Mahasattva, 


173. 
merupakan Putra dari seorang Maha-Grhapati ( Orangtua yang ber-jasa dan banyak memiliki harta benda ). 


174. 
Waktu itu, terdapat seorang Buddha yang bernama Simhavikriditaparipurnacarya Tathagata


175. 
Beliau sedang ber-tugas di Dunia pada waktu itu 


176. 
guna untuk menyelamatkan Para Umat yang sengsara. 


177.
Suatu hari, Putra Maha Grhapati datang ke Vihara-Nya 


178. 
dan melihat wajah atau rupa Sang Tathagata yang demikian Agung dan menawan hati, 


179. 
lalu beliau ber-tanya kepada Buddha Simhavikriditaparipurnacarya, 


180. 
“O Lokanatha yang Termulia, katakan-lah, 


181. 
Buddha pernah melaksanakan Dharma apa 


182. 
dan pernah ber-ikrar dengan kata-kata yang bagaimana, 


183. 
sehingga dapat memiliki rupa yang sedemikian Agung dan menawan hati ?” 


184. 
“O Putra-Ku yang ber-budi. 


185. 
Jika Anda ber-hasrat ingin memiliki se-sosok badan ber-cahaya seperti Buddha, 


186.
maka Anda harus menjalankan ‘Pelaksanaan Bodhisattva’, 


187. 
yaitu ber-cita-cita untuk hidup Suci 


188. 
dan ber-niat menyelamatkan Umat yang sengsara, 


189. 
terus-menerus tanpa berhenti.” 


* * * 


190. 
Buddha Sakyamuni ber-sabda kepada Sang Manjusri, 


191. 
“O Arya Manjusri, setelah mendengar Sabda dari Buddha tersebut, 


192. 
Putra Maha Grhapati segera membangkitkan Bodhicitta-Nya atau niat suci-Nya ! 


193. 
Beliau langsung ber-ikrar di depan Buddha Simhavikriditaparipurnacarya dengan berkata, 


194. 
‘Mulai dari hari ini hingga masa mendatang, 


195. 
dalam waktu yang ber-kalpa-kalpa, 


196. 
Aku akan menyelamatkan Para Umat yang ter-kena dosa berat 


197. 
yang sedang menderita di 6 Gati 


198. 
( Alam Surga, Alam Asura, Alam Manusia, Alam Neraka, Alam Hantu Kelaparan, Alam Binatang ) 


199. 
hingga mereka terbebas ! 


200. 
Dan Aku akan menggunakan berupa-rupa cara yang tepat 


201. 
untuk membimbing mereka, 


202. 
agar dengan cepat mereka dapat membebaskan diri-nya dari belenggu kelahiran dan kematian, 


203. 
serta dapat lahir di Negeri Buddha. 


204. 
Dan setelah semua-nya terlaksana, 


205. 
baru-lah Aku akan mencapai Penerangan Sempurna dan menjadi Buddha’! “ 


206. 
“Oleh karena itu, O Arya Manjusri, 


207. 
maka, Putra Maha Grhapati yang pernah ber-ikrar di depan Buddha itu, 


208. 
hingga sekarang, 


209. 
meskipun lama-nya telah melewati ratus-an ribu nayuta koti kalpa 


210. 
yang sulit di-hitung lama-nya, 


211. 
status Beliau masih Bodhisattva, 


212. 
dan Beliau masih dengan tekad bulat menjalankan tugas-Nya di seluruh Alam Semesta.” 


213. 
“Sebenarnya, Bodhisattva Ksitigarbha sudah lama sekali mencapai tingkat Buddha, 


214. 
tapi Beliau sering sekali berada di Gati atau Alam Neraka, 


215. 
dan kelakuan-Nya tidak berbeda dengan Bodhisattva Avalokiteshvara !” 


216. 
“Ini-lah kisah tentang Ikrar Agung Bodhisattva Ksitigarbha yang Pertama.” 



* * * * * * * * * * 


217. 
“Kemudian, selang beberapa masa yang panjang, 


218. 
atau beberapa asankhyeya kalpa yang silam, 


219. 
ada seorang Buddha yang sedang ber-tugas di Dunia ini. 


220 . 
Beliau ber-nama Buddha Padmasamadhisvararaja Tathagata


221. 
yang usia-nya mencapai empat juta koti asankhyeya kalpa


222. 
Setelah masa periode Saddharma habis, 


223. 
menyusul masa periode Dharma Serupa, 


224. 
pada saat itu terdapat seorang Putri Brahmana. 


225. 
Karena beliau banyak menanam benih Kebajikan pada masa yang silam, 


226. 
maka beliau selalu di-puji oleh Orang-orang di sekitar-nya. 


227. 
Di mana pun beliau berada, 


228. 
beliau selalu dilindungi oleh Para Dewa Surga. 


229. 
Tetapi tabiat dan perilaku Ibu-nya amat buruk. 


230. 
Ibu-nya bukan saja menganut Ajaran sesat, 


231. 
melainkan ia sama sekali tidak percaya pada Triratna, 


232. 
malahan ia berani memfitnah Triratna ( Buddha, Dharma, Sangha ). 


233. 
Walaupun telah digunakan ber-macam-macam cara oleh Putri-nya 


234. 
untuk merubah tabiat Ibu-nya 


235. 
agar ia dapat mencapai pandangan yang benar, 


236.
namun hasil-nya nihil. 


237. 
Dan ber-selang tidak beberapa lama, 


238. 
Ibu-nya pun meninggal dunia 


239. 
dan vinnananya atau Arwah-nya masuk ke Alam Neraka Avici. 


240. 
Kematian dari Ibu-nya 


241. 
benar-benar membuat Putri Brahmana merasa amat ber-duka cita. 


242. . 
Meskipun beliau belum bisa mengetahui Ibu-nya lahir di Alam kesedihan yang mana, 


243. 
tapi ia mengerti tentang Hukum Karma dan Hukum Sebab Akibat 


244. 
bagi seorang yang ber-pandangan keliru 


245. 
serta menganut Ajaran sesat 


246. 
dan yang enggan menaruh perhatian terhadap Hukum Karma dan Hukum Sebab-Musabab 


247. 
serta tidak percaya pada Dharma Ajaran dari Para Buddha, 


248. 
malahan berani memfitnah Triratna. 


249. 
Beliau merasa yakin 


250. 
bahwa Ibu-nya pasti di-tempat-kan di Alam kegelapan. 


251. 
Demi untuk menyelamatkan Ibu-nya yang malang itu se-cepat mungkin, 


252. 
maka Sang Putri Brahmana menjual rumah kediaman-nya 


253. 
beserta alat-alat perabotan rumah-nya. 


254. 
Kemudian, dari hasil penjualan itu, 


255. 
beliau membeli sejumlah banyak dupa, wangi-wangi-an, 


256. 
ber-macam-macam bunga segar, serta ber-bagai alat puja-an lain-nya, 


257. 
kemudian sajian-sajian tersebut di-bawa ke tempat Ibadah 


258. 
serta Vihara-vihara yang telah lama ditinggalkan oleh Para Umat di masa yang lampau, 


259.
beliau mengadakan puja bakti secara khidmat serta secara besar-besar-an 


260. 
kepada Para Buddha yang silam.” 


* * * 


261. 
“Saat Sang Putri Brahmana tiba di suatu Vihara, 


262. 
beliau melihat Buddha ruphang ( patung Buddha ) dari Tathagata Buddha Padmasamadhisvararaja 


263. 
di ruangan Vihara tersebut, 


264. 
baik lukisan maupun ukiran dari kayu atau batu, 


265. 
semua kelihatan sangat Agung dan megah, 


266. 
sehingga timbul rasa kagum dalam hati-nya, 


267. 
beliau pun merenung, 


268. 
‘O betapa Agung-nya ! Buddha ini memiliki gelar ‘Yang Maha Sadar’, 


269. 
Beliau-lah yang memiliki Sarvajnana ( Segala Kebijaksanaan Terluhur serta Maha Tahu ). 


270. 
Jika saja Beliau masih berada di Dunia ini, 


271. 
aku akan memohon kepada Beliau 


272. 
untuk menunjukkan di Alam mana-kah Ibu-ku ditempatkan setelah ia meninggal dunia, 


273. 
pasti-lah Buddha ini mau memberitahu-ku’.” 


274. 
“O Arya Manjusri,” Buddha Sakyamuni melanjutkan sabda-Nya, 


275. 
“Pada saat Sang Putri Brahmana sedang ber-sedih 


276. 
dan lama sekali beliau ber-diri di depan Buddha ruphang tersebut, 


277. 
seluruh muka-nya dibasahi oleh air mata yang keluar terus-menerus, 


278. 
tiba-tiba terdengar suara yang datang dari Langit, 


279.
‘O Putri yang ber-budi, jangan-lah engkau terlalu ber-sedih hati. 


280. 
Sekarang Aku akan menunjukkan kepada-mu, 


281. 
Alam mana yang ditempati Ibu-mu’.” 


282. 
Setelah mendengar suara tersebut, 


283. 
segera-lah Sang Putri Brahmana merangkupkan ke-dua telapak tangan-nya 


284. 
lalu ber-anjali ke arah Langit seraya ber-kata, 


285. 
‘O Sang Maha Kuasa, betapa besar Jasa dan Rahmat-Mu, 


286. 
mau menghilangkan penderitaan-ku ! 


287. 
Sejak ditinggalkan oleh Ibu-ku hingga sekarang, 


288.
siang dan malam, aku selalu merindukan Ibu-ku yang tersayang, 


289. 
yang telah hilang dari sisi-ku ! 


290. 
Namun di mana-kah beliau berada saat ini ? 


291. 
Dan kepada siapa-kah dapat ku-tanyakan ?’ 


292. 
Kemudian datang lagi suara dari Langit, 


293. 
‘O Putri yang ber-budi, Aku bukan Sang Maha Kuasa atau Dewata, 


294. 
Aku adalah seorang Buddha masa lampau yang bernama Tathagata Buddha Padmasamadhisvararaja


295. 
yang sedang engkau puja dan anda renung. 


296. 
Karena kerinduan Sang Putri yang penuh belas kasih 


297.
telah melebihi kesedihan Umat-umat lain, 


298. 
maka Aku datang memberi bantuan kepada-mu’.” 


299. 
“Putri Brahmana merasa sangat terharu 


300. 
setelah mendengar Sabda Buddha tersebut, 


301.
lalu ia pun menyembah dengan sekuat tenaga-nya, 


302. 
kemudian ia ter-jatuh lalu pingsan. 


303 . 
Setelah dia di-rawat oleh Pengikut-nya serta Para Viharawan, 


304. 
lama kemudian beliau siuman kembali. 


305. 
Lalu beliau menengadah ke atas Langit lagi sambil ber-doa dan ber-kata, 


306. 
‘Kasihani-lah aku, O Buddha Yang Termulia, 


307. 
katakan-lah segera di Alam mana-kah Ibu-ku sekarang berada, 


308. 
sebab sejak Ibu-ku meninggal dunia, 


309. 
baik raga-ku maupun batin-ku sudah hancur total, 


310. 
mungkin tidak lama lagi Kehidupan-ku pun akan berakhir’.” 


* * * 


311. 
“Waktu itu, O Arya Manjusri,” Sang Buddha melanjutkan Sabda-Nya, 


312.  
“Tathagata Buddha Padmasamadhisvararaja dengan menggunakan suara batin-Nya, 


313.
Beliau meyakinkan Sang Putri Brahmana, 


314. 
‘O Putri yang ber-budi, setelah puja bakti-mu ini selesai, 


315.
cepat-lah kembali ke rumah-mu. 


316. 
Kemudian duduk-lah ber-sila di dalam kamar yang bersih 


317.
dan pusat-kan pikiran-mu, 


318. 
lalu renungkan-lah Nama-Ku terus-menerus, 


319. 
pasti anda dapat mengetahui di Alam mana Ibu-mu berada’.” 


320. 
“Setelah mendengar Sabda tersebut, 


321. 
Sang Putri Brahmana merasa sangat gembira dan lega, 


322.
ber-gegas beliau memberi hormat kepada Tathagata tersebut 


323.
lalu beliau kembali ke rumah-nya. 


324. 
Se-tiba di rumah-nya, 


325.
Sang Putri Brahmana duduk ber-sila 


326. 
dan dengan sepenuh hati beliau merenungkan Nama Buddha Padmasamadhisvararaja 


327.
dengan cara ber-meditasi selama satu hari satu malam tanpa berhenti.” 


* * * 


328. 
“Dalam samadhi-nya, 


329. 
Sang putri Brahmana merasa diri-nya berada di suatu tempat yang asing 


330. 
yaitu pantai laut yang amat luas, 


331. 
air laut nampak men-didih dan ber-golak-golak. 


332. 
Banyak binatang buas yang ber-badan baja ber-kejar-kejar-an di tengah laut. 


333. 
Di sana juga terdapat ratus-an ribu Orang, Laki-laki dan Perempuan. 


334. 
Mereka timbul tenggelam di dalam air laut itu, 


335.
ada sebagian dari mereka di-mangsa oleh binatang buas 


336.
yang berada di dalam laut itu. 


337. 
Tak berapa lama, datang-lah berupa-rupa Setan Yaksa, 


338. 
ada yang ber-tangan banyak, yang ber-mata banyak, 


339.
ber-kaki banyak, ber-kepala banyak, 


340.
atau yang ber-taring se-tajam pedang. 


341. 
Mereka ber-bondong-bondong mengusir Orang yang di-hukum itu 


342. 
menuju ke kelompok binatang buas di situ. 


343. 
Lalu Para Setan Yaksa beramai-ramai menangkap Orang-orang tersebut, 


344. 
lalu menekuk kepala dan kaki mereka 


345.
dan menggulung-nya menjadi gumpalan, 


346. 
ada yang menarik tubuh Orang tersebut 


347. 
hingga menjadi panjang sekali 


348.
lalu mematahkan seluruh tulang-nya, 


349. 
atau menyobek-nyobek daging-nya hingga mati, 


350. 
kemudian mayat-nya di-buang ke dalam laut. 


351. 
Tingkah laku mereka yang demikian bengis itu sungguh sangat menakutkan 


352. 
sehingga tidak ada seorang pun yang sanggup memandang-nya lama-lama. 


353. 
Namun Sang Putri Brahmana tersebut tidak merasa takut sedikit pun. 


354. 
Apa sebab-nya ? 


355.
Karena dia telah memuliakan Nama Buddha Padmasamadhisvararaja 


356. 
dan telah di-adhistana-kan ( di-kuat-kan batin-nya ) oleh Sang Tathagata tersebut.” 


357. 
“Saat itu datang-lah seorang Raja Setan yang ber-nama Amagadha,


358. 
menyambut Sang Putri Brahmana dengan penuh sujud seraya berkata, 


359. 
‘Sadhu, Sadhu, Sadhu, Bodhisattva yang Mulia ! 


360.
Ada apa gerangan anda datang ke wilayah Alam ini ‘?” 


361. 
“ ‘Memang ada keperluan sesuatu, 


362. 
O Raja Setan yang Budiman, apa nama Alam ini ?’ Tanya Sang Putri Brahmana. 


363. 
“Nama-nya Lautan Karma yang Pertama, 


364. 
letak-nya di sebelah Barat dari pusat Maha Cakravada ( Gunung Kepungan Besi yang utama ),’ 


365.
jawab Raja Setan. 


366. 
‘Benar-kah di tengah-tengah Maha Cakravada terdapat Alam Neraka ?’ 


367. 
‘Benar, Alam Neraka persis di tengah-tengah-nya’.” 


* * * 


368. 
“Sang Putri ber-tanya lagi, 


369. 
‘O Raja Setan yang Budiman, katakan-lah, 


370. 
mengapa aku dapat mengunjungi wilayah Neraka ini ?’ 


371.  
‘Seperti yang anda ketahui, O Bodhisattva yang Mulia,’ 


372. 
jawab Sang Amagadha, 


373. 
‘Semua Makhluk yang dapat mengunjungi ke wilayah Alam Neraka ini, 


374. 
mereka harus memenuhi 1 dari 2 syarat sebagai berikut; 


375. 
1.) Orang yang memiliki tenaga batin serta ber-citra penuh martabat; 


376. 
2.) Orang yang memiliki dosa berat dari karma jahat. 


377. 
Jika salah satu tidak dipenuhi, 


378. 
siapa pun sulit datang ke wilayah ini’ !” 


379. 
“Sang putri bertanya kepada Sang Amagadha lagi, 


380. 
‘Apa sebab-nya air laut ini mendidih terus-menerus ? 


381. 
Dan apa sebab-nya di permukaan air mendidih itu 


382. 
terdapat sedemikian banyak Orang dan binatang buas ?’ 


383. 
Sang Amagadha menjawab, 


384. 
‘Orang-orang tersebut datang dari Dunia Jambudvipa ( Alam Manusia ), 


385.
mereka ber-dosa berat dan baru meninggal dunia. 


386. 
Tapi dalam waktu 49 hari, 


387. 
tiada seorang pun dari Anggota Keluarga-nya 


388. 
yang membuat Jasa-jasa atau Kebajikan untuk disalurkan kepada mereka, 


389.
untuk menyelamatkan mereka. 


390. 
Karena sewaktu mereka masih berada di Dunia, 


391.
mereka enggan menanam benih Kebaikan, 


392. 
maka, tanpa membawa suatu apa pun, 


393. 
kecuali dosa berat-nya, 


394. 
kini mereka harus menanggung akibat perbuatan-nya. 


395. 
Dan sesuai dengan Hukum Karma, 


396. 
mereka diterjunkan ke Alam kesedihan. 


397. 
Mereka harus menyeberangi lautan yang ber-air men-didih ini ke Alam Neraka, 


398. 
namun, sebelum tiba ke tempat-nya, 


399. 
mereka telah menjadi korban di tengah-tengah lautan ini’.” 


400. 
“ ‘Di Jurusan Timur, kira-kira 100 yojana dari Lautan Pertama ini, 


401.
terdapat satu Lautan lagi yang kondisi-nya lebih menyedihkan 


402. 
jika dibandingkan dengan Laut Pertama ini ! 


403. 
Dan di sebelah Timur Lautan ke-2, 


404. 
terdapat satu Lautan yang lebih menyedihkan lagi 


405. 
dan hukuman-nya lebih berat beberapa kali lipat dari Lautan ke-2 ! 


406. 
Barang siapa yang telah melanggar 3 macam dosa ter-jahat 


407. 
atau di-namai dosa Trikarma


408. 
yakni perbuatan jahat yang dilakukan melalui jasmani atau akusala kayakarma


409. 
perkataan atau akusala vaccikarma


410. 
dan pikiran atau akusala manokarma


411. 
maka mereka secara otomatis harus menyeberangi Lautan tersebut 


412. 
untuk menuju ke Alam Neraka 


413. 
setelah kehidupan mereka di Alam Manusia berakhir. 


414. 
Maka dari itu, ke-3 Lautan ini dinamakan Lautan Karma atau Karmasagara,’ 


415.
demikian sang Amagadha menjelaskan.” 


416. 
“Selanjut-nya Sang Putri Brahmana ber-tanya lagi, 


417.
Terletak di mana-kah Alam Neraka itu ?’ 


418. 
Jawab Sang Amagadha, 


419. 
‘Di bawah ke-3 Lautan ini, dan jenis-nya serta bentuk-nya berupa-rupa. 


420. 
Neraka yang besar jumlah-nya 18 buah, 


421.
yang sedang 500 buah dan hukuman-nya berat sekali. 


422. 
Sedangkan Neraka kecil, wah, banyak sekali, 


423.
hingga ratus-an ribu buah 


424.
dan hukuman-nya juga sangat berat’.” 


* * * 


425. 
“Kemudian Putri Brahmana ber-kata, 


426. 
‘Ibu-ku baru saja meninggal dunia, 


427.
tapi aku sama sekali tidak tahu, 


428.
Arwah-nya berada di Alam yang mana’ ? 


429. 
Raja Setan ber-tanya, 


430. 
‘Saat Ibu-mu masih berada di Dunia ( Alam Manusia ), 


431.
beliau pernah bekerja sebagai apa ?’ “ 


432. 
“Putri Brahmana men-jawab, 


433.
‘Pekerjaan-nya biasa saja, 


434.
tapi Ibu-ku ber-pandangan sesat 


435. 
dan beliau pernah memfitnah Triratna ( Buddha, Dharma, dan Sangha ). 


436. 
Jika beliau dinasehati, 


437.
beliau hanya percaya sebentar saja kepada Triratna, 


438.
setelah itu beliau berubah lagi, 


439.
beliau tidak bersedia menghormati Triratna. 


440. 
Kini, meskipun Ibu-ku belum lama meninggal, 


441.
tapi, di Alam mana-kah Ibu-ku dilahirkan, 


442.
aku tidak tahu’!” 


443. 
“ ‘Siapa Nama Ibu-mu dan dari suku apa ?’ 


444.
Tanya Raja Setan. 


445. 
‘Orangtua-ku adalah Keturunan Kaum Brahmana. 


446.
Ayah-ku ber-nama Silasudharsana dan Ibu-ku ber-nama Vatri,’ 


447.
jawab Putri Brahmana.” 


* * * 


448. 
“Setelah Sang Raja Setan Amagadha mendengar Nama Ibu-nya,


449. 
lalu merangkupkan ke-dua telapak tangan-nya seraya ber-kata, 


450. 
“Pulang-lah sekarang, O Bodhisattva yang Mulia ! 


451.
Tinggal-kan Alam yang menyedihkan ini, 


452. 
kembali-lah ke tempat asal-mu, 


453. 
dan mulai sekarang tak usah cemas dan sedih lagi, 


454. 
sebab 3 hari yang lalu, 


455. 
seorang yang di-hukum di Neraka Avici bernama Vatri 


456.
telah dilahirkan di Alam Surga, 


457. 
dan menurut kabar dari Surga,


458. 
Sang Vatri di-berkahi oleh Putri-nya 


459.
yang amat menyayangi Orangtua-nya itu, 


460. 
yang pernah mengadakan puja bakti di beberapa Taman Ibadah 


461.
dan di berbagai Stupa serta Vihara-vihara Buddha di Dunia-nya 


462. 
dengan Upacara yang sangat khidmat dan secara besar-besar-an, 


463. 
termasuk Vihara serta Stupa dari Buddha Padmasamadhisvararaja 


464. 
itu pun dipersembahi oleh-nya. 


465. 
Maka, kali ini bukan saja Ibu-nya terbebaskan dari Neraka Avici, 


466. 
akan tetapi banyak Penghuni dari Neraka Avici pun ikut ber-gembira 


467. 
dan mereka semua mendapat kesempatan bebas dari Alam kesedihan 


468.
dan dilahirkan di Alam Surga’. 


469. 
Setelah Sang Amagadha selesai menjelaskan-nya, 


470.
beliau bersikap anjali lagi lalu pergi.” 


471. 
“Sang Putri Brahmana pun merasa diri-nya bagaikan Orang yang baru sadar dari mimpi. 


472. 
Setelah ia mengakhiri samadhi-nya, 


473.
hati-nya merasa amat riang gembira, 


474.
karena beliau telah mengetahui asal-usul dan sebab-musabab tersebut. 


475. 
Kemudian beliau kembali lagi ke Vihara tersebut 


476.
dan ber-ikrar di Stupa, 


477.
tepat di depan patung Tathagata Buddha Padmasamadhisvararaja, 


478. 
beliau berkata, 


479. 
‘Aku ber-janji, 


480. 
bahwa Aku ber-tekad akan menggunakan ber-macam cara yang tepat 


481. 
untuk menyelamatkan segala Makhluk yang ber-dosa, 


482. 
agar mereka semua dapat membebaskan diri-nya dari belenggu kesengsaraan ! 


483. 
Dan tugas-Ku akan berlangsung terus 


484.
hingga ber-kalpa-kalpa yang akan datang. 


485. 
Apabila Penghuni Neraka belum kosong, 


486.
Aku tidak akan mencapai Ke-Buddha-an ‘!” 



* * *


487. 
Sang Buddha Sakyamuni ber-sabda kepada Sang Manjusri, 


488.
“O Arya Manjusri, tahu-kah Anda, 


489.
yang disebut Raja Setan Amagadha itu, 


490.
Beliau sekarang adalah Bodhisattva Dravyasri


491. 
Dan yang disebut Putri Brahmana itu, 


492.
Beliau sekarang adalah Bodhisattva Ksitigarbha


493. 
Mereka sejak dahulu kala telah menjalankan tugas di 6 Gati atau di 6 Alam Kehidupan, 


494. 
dan hingga sekarang pun 


495.
Beliau masih terus menjalankan tugas-Nya, 


496.
tanpa berhenti sekejab pun.” 


497.
“Ini-lah kisah tentang Ikrar Agung Ksitigarbha Bodhisattva yang Ke-dua.” 



* * * * * * * * * *