BAB 4


HUKUM KARMA DAN SEBAB AKIBAT-NYA
BAGI
MAKHLUK-MAKHLUK JAMBUDVIPA
( ALAM MANUSIA ) 



1. 
Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha ber-kata kepada Sang Buddha, 


2. 
“O Bhagava yang Termulia, sungguh, atas berkah Maha Rddhi Abhijnabala Tathagata-lah, 


3. 
maka Aku dapat menjelajahi juta-an koti Dunia atau Alam, 


4. 
dengan men-jelma-kan badan-Ku hingga sedemikian banyak 


5. 
untuk membimbing Makhluk yang terlibat Hukum Karma. 


6. 
Apabila tidak di-anugerahi oleh welas asih Sang Tathagata, 


7. 
tentu saja Saya tidak akan mampu melakukan perubahan apa pun, 


8. 
terutama pada saat ini, Aku mendapat pesan dari Sang Buddha, 


9. 
agar semua Makhluk yang berada di Sad Gatyah


10. 
yakni 6 Alam Kehidupan itu di-bimbing semua-nya, 


11. 
supaya mereka dapat terbebas dari penderitaan Neraka, 


12. 
sampai Sang Ajita ( Maitreya Bodhisattva ) menjadi Buddha. 


13. 
O Bhagava yang Termulia, tak usah khawatir ! 


14. 
Aku akan melaksanakan tugas ini hingga sempurna !” 


* * *



15. 
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Ksitigarbha, 


16. 
“O Maha Arya Ksitigarbha, tahu-kah Anda, 


17. 
bahwa semua Makhluk yang belum terbebas dari kesengsaraan itu 


18. 
memiliki tabiat dan pikiran yang tak menentu. 


19. 
Mereka kadang-kadang melakukan perbuatan jahat 


20. 
dan menciptakan karma buruk yang berat, 


21. 
tetapi kadang-kadang pula mereka melakukan hal-hal yang baik 


22. 
yang menjadikan Kebajikan. 


23. 
Mereka mudah sekali di-pengaruhi oleh Lingkungan-nya. 


24. 
Itu-lah sebab-nya, 


25. 
maka mereka terus ber-putar-putar di Panca Gatya 


26. 
( 5 Alam penderitaan, yakni Alam Asura, Manusia, Neraka, Setan Lapar, dan Binatang ) 


27. 
hingga ber-kalpa-kalpa mereka ter-sesat 


28. 
atau ter-halang oleh karma buruk. 


29. 
Sungguh, kelakuan mereka persis seperti ikan-ikan yang senang ber-main di air sungai 


30.
yang ter-pasang jala, 


31. 
meskipun untuk sementara mereka dapat lolos dari jala tersebut, 


32. 
namun tidak beberapa saat ber-selang, mereka ter-jala lagi. 


* * *




33. 
O Maha Arya Ksitigarbha, 


34. 
Para Umat yang identik dengan ikan yang malang ini 


35. 
membuat perasaan-Ku sedih. 


36. 
Untung-lah kini Engkau sanggup menyambung tugas-Ku 


37. 
dengan tekad seperti yang pernah Anda ikrar-kan pada masa-masa yang silam, 


38. 
yakni ber-niat menolong Para Umat yang berdosa berat di Alam Semesta. 


39. 
Apakah dengan kepastian ini, Aku masih perlu khawatir ?” 


* * *



40. 
Setelah Sang Buddha selesai ber-sabda, 


41. 
terdapat seorang Bodhisattva Mahasattva yang ber-nama Dhyanasvararaja di Persamuan Agung itu. 


42. 
Beliau bangkit dari tempat-Nya dan ber-anjali seraya ber-tanya, 


43. 
“O Bhagava yang Termulia, 


44. 
sudi-lah menerangkan kepada-Ku secara singkat, 


45. 
mengapa Sang Bhagava terus-menerus memuji Jasa-jasa dan Kebajikan Sang Ksitigarbha ?  


46. 
Ikrar apa-kah yang pernah Beliau janjikan pada masa yang silam ?” 


47. 
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Dhyanasvararaja, 


48. 
“Dengar-kan-lah baik-baik dan perhati-kan-lah uraian-Ku ini, 


49. 
O Arya Dhyanasvararaja yang Budiman. 


50. 
Aku akan mengisahkan-nya secara terperinci satu per satu.” 


* * * 



51. 
“Pada masa dahulu, yaitu pada asankhyeya nayuta kalpa yang silam, 


52. 
terdapat seorang Buddha yang bernama Sarvajnasiddha Tathagata


53. 
yang memiliki 10 Gelar Kesucian, 


54. 
yakni Tathagata, Arahat, Samyak Sambuddha


55. 
Vidyacarana Sampanna, Sugata. Lokavidh, 


56. 
Anuttara, Purusadamyasarathi, 


57. 
Sasta-Devamanusyanam, Buddha Lokanatha’ti. 


58. 
Usia-nya 60.000 kalpa


59. 
Sebelum Beliau meninggalkan rumah-Nya menjadi Sramana, 


60. 
Beliau adalah seorang Raja, 


61. 
dan ber-sahabat dengan seorang Raja dari Negeri Tetangga-nya. 


* * *



62. 
Pada saat itu, mereka ber-sama-sama melaksanakan Dasa Kusala ( 10 macam Kebajikan ) 


63. 
di Negeri masing-masing 


64. 
guna untuk memakmurkan Rakyat-nya. 


65.
Akan tetapi, Rakyat dari Negeri Tetangga-nya enggan berbuat baik, 


66. 
bahkan melakukan karma jahat. 


67. 
Kemudian ke-dua Raja tersebut mengadakan perundingan 


68. 
dan sama-sama mengambil keputusan 


69. 
dengan sepakat menggunakan cara yang paling tepat 


70. 
untuk membimbing Rakyat mereka. 


* * *



71. 
Raja yang pertama ber-ikrar ingin mencapai Ke-Buddha-an secepat mungkin, 


72. 
agar dapat menyelamatkan Para Umat yang berdosa berat. 


73. 
Raja Tetangga-nya juga ber-ikrar ingin menyelamatkan Para Umat yang berdosa berat 


74. 
yang sedang mengalami kesengsaraan itu, 


75. 
dan ingin membimbing mereka untuk mencapai Ke-Bodhi-an, 


76. 
dan Beliau hanya akan menjadi Buddha 


77. 
setelah ikrar-Nya tercapai.” 


* * *



78. 
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Dhyanasvararaja, 


79. 
“Ketahui-lah, O Arya Dhyanasvararaja, 


80. 
Raja yang pertama itu 


81. 
kini telah mencapai penerangan Agung dan menjadi Buddha, 


82. 
Beliau adalah Sarvajnasiddha Tathagata


* * * 



83. 
Sedangkan Raja Tetangga-nya 


84. 
yang pernah ber-ikrar ingin menyelamatkan Para Makhluk yang berdosa berat 


85. 
serta yang sedang mengalami kesengsaraan 


86. 
dan tidak akan menjadi Buddha 


87. 
sebelum niat-Nya tercapai, 


88. 
Beliau adalah Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha.” 


89. 
“Ini-lah kisah tentang Beliau yang Ke-tiga.” 



* * * * * * * * * * 





90. 
“Lagi, O Arya Dhyanasvararaja yang Budiman, 


91. 
pada masa dahulu kala, yaitu asankhyeya kalpa yang silam, 


92. 
terdapat seorang Buddha yang lahir di Dunia ini, 


93. 
nama-nya Suddhapadmanetra Tathagata


94. 
usia-nya 40.000 kalpa


95. 
Setelah memasuki Periode Saddharma Pratirupaka


96. 
terdapat seorang Arahat, 


97. 
Beliau dengan Kebajikan-Nya menyelamatkan Para Umat yang sengsara 


98. 
dan dengan menggunakan Dharma, 


99. 
Ajaran ‘Hukum Sebab-Akibat’ 


100. 
Beliau membimbing Para Umat.” 


* * *



101. 
“Pada suatu hari, ketika Sang Arahat tengah menjalankan tugas-Nya di suatu daerah, 


102. 
Beliau bertemu dengan seorang Putri yang bernama Jyotinetra


103. 
beliau menyediakan makanan dan minuman 


104. 
untuk memuja Sang Arahat tersebut. 


105. 
Setelah selesai makan dan minum 


106.
Sang Arahat ber-tanya kepada Sang Putri itu, 


107. 
‘O Sang Putri yang ber-budi, 


108. 
Jasa-jasa Kebajikan yang Anda lakukan ini ingin disalurkan kepada siapa ?’ 


* * *



109. 
Putri Jyotinetra menjawab, 


110. 
‘O Bhante, hari ini adalah hari peringatan tahun kematian dari Ibu-ku, 


111. 
aku ingin mengamalkan Jasa-jasa Kebajikan ini untuk menyelamatkan-nya. 


112. 
Sayang sekali, hingga sekarang ini aku sama sekali tidak tahu, 


113. 
di Alam mana-kah Ibu-ku tumimbal lahir. 


114. 
Hal ini membuat aku amat sedih’.” 


* * * 



115. 
“Setelah mendengar cerita-nya, 


116. 
lalu Sang Arahat ber-meditasi di suatu tempat yang bersih, 


117. 
dengan Vipassana ( mengamati atau melihat dengan mata batin ). 


118. 
Di dalam Samadhi-Nya, 


119. 
dengan jelas Beliau melihat Ibu dari Sang Putri tersebut 


120. 
sedang berada di Alam kesengsaraan 


121. 
dan tengah menjalani hukuman di sana. 


* * *



122. 
Setelah Sang Arahat bangkit dari Samadhi-Nya, 


123. 
Beliau segera ber-tanya kepada Sang Putri Jyotinetra, 


124. 
’Sewaktu Ibu-mu masih berada di Dunia, 


125. 
pekerjaan apa yang pernah ia buat, 


126. 
sehingga ia menerima kesengsaraan berat di Alam kesedihan ?’ 


* * * 



127. 
‘O Bhante, Ibu-ku pernah ber-kelakuan tidak baik, 


128. 
ia terlalu gemar makan Anak ikan serta Anak bulus, 


129. 
di-goreng atau di-masak dengan sayur, 


130. 
banyak-nya tidak kurang dari 10.000 nyawa ikan 


131. 
yang telah dibunuh-nya.  


132. 
O Bhante, harus dengan cara apa-kah agar Ibu-ku dapat diselamatkan ? 


133. 
Kasihani-lah daku, O Bhante,’ pinta Sang Jyotinetra.” 


* * * 



134. 
“Sang Arahat dengan perasaan welas asih 


135. 
memberitahu kepada Sang Putri tersebut satu cara yang praktis, 


136. 
yaitu dengan menyebut Nama Buddha, 


137. 
‘Namo Suddhapadmanetra Buddhaya’, dengan sepenuh hati, 


138. 
dan di-samping itu juga membuat sebuah Buddha ruphang ( patung Buddha ) 


139. 
untuk mengadakan puja bakti di rumah-nya, 


140. 
karena hal ini sangat baik bagi yang telah meninggal 


141. 
atau pun yang masih berada di Dunia, 


142. 
ke-dua-dua-nya akan mendapat perlindungan dari Sang Buddha.” 


* * * 



143. 
“Setelah Sang Putri Jyotinetra selesai mendengar Ajaran penting dari Sang Arahat, 


144. 
beliau segera menjual segala barang yang di-sayangi-nya 


145. 
dan dari hasil penjualan tersebut 


146. 
beliau mengundang seorang pelukis 


147. 
untuk melukis gambar Buddha Suddhapadmanetra, 


148. 
kemudian di-puja-nya dengan khidmat, 


149. 
beliau terus-menerus memuliakan Nama Buddha tersebut. 


150. 
Karena hati-nya merasa sangat terharu, 


151. 
beliau menangis di depan Altar Sang Buddha 


152. 
dan dengan perasaan sujud 


153. 
beliau terus-menerus memandang gambar Buddha tersebut 


154. 
hingga larut malam. 


* * * 



155. 
Saat ia sedang tidur, 


156. 
tiba-tiba ia ber-mimpi di-datangi seorang Buddha. 


157. 
Badan-Nya amat besar bagaikan Gunung Sumeru 


158. 
dan seluruh badan-Nya ber-warna ke-emas-an 


159. 
memancarkan sinar yang amat terang seraya ber-sabda, 


160. 
‘O Putri-Ku yang ber-budi, Anda tak usah bersedih. 


161. 
Tidak lama lagi Ibu-mu akan keluar dari Alam sengsara 


162. 
dan beliau akan dilahirkan di rumah-mu, 


163. 
dan pada saat Sang Bayi yang baru dilahirkan itu 


164. 
merasa kelaparan dan kedinginan, 


165. 
ia akan ber-bicara tentang asal-usul-nya’.” 


* * *



166. 
“Tak selang beberapa lama, 


167. 
seorang Pramuwisma-nya yang sedang mengandung itu melahirkan, 


168. 
dan Bayi Laki-laki yang baru lahir ke Dunia 


169. 
yang belum genap 3 hari itu 


170. 
merasa amat lapar dan dingin. 


171. 
Sewaktu Bayi Pramuwisma itu melihat Sang Jyotinetra, 


172. 
ia lantas menangis seraya ber-kata, 


173. 
“O Anak-ku yang tersayang, Aku adalah Ibu-mu. 


174. 
Semua perbuatan yang pernah aku lakukan semasa hidup-ku di Dunia 


175. 
harus di-tanggung oleh diri-ku sendiri. 


176. 
Maka dari itu, aku telah diterjunkan ke Alam bawah, 


177. 
sejak aku meninggal hingga baru-baru ini, 


178. 
terus-menerus aku masuk-keluar dari berbagai Alam Neraka besar tanpa berhenti. 


179. 
Kini karena di-berkahi oleh Jasa-jasa dari Kebajikan-mu, 


180. 
aku baru memperoleh kesempatan 


181. 
untuk dapat lahir kembali ke Alam Manusia, 


182. 
dengan status yang sangat rendah 


183. 
dan usia-ku pun sangat pendek, 


184. 
yakni umur-ku hanya 13 tahun, 


185. 
kemudian aku harus kembali lagi ke Alam sengsara. 


186. 
O Anak-ku yang tersayang, 


187. 
apa-kah engkau dapat menyelamatkan Ibu-mu yang malang ini 


188. 
untuk bebas dari penderitaan ?’ “ 


* * * 



189. 
“Setelah Sang Jyotinetra mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Sang Bayi itu, 


190. 
ia merasa yakin 


191. 
bahwa Bayi tersebut benar-benar adalah Ibu Kandung-nya. 


192. 
Karena Sang Bayi itu telah di-kuat-kan batin-nya oleh Maha Daya Buddha


193. 
maka Bayi itu dapat ber-bicara. 


194. 
Sang Jyotinetra merasa amat sedih dan dengan ter-isak-isak, 


195. 
lalu ia ber-tanya, 


196. 
‘O Ibunda-ku yang tercinta, katakan-lah, 


197. 
karena dosa apa maka Ibu diterjunkan di Alam kesedihan ?’ 


* * * 



198. 
Putra Pramuwisma men-jawab, 


199. 
“O Anak-ku, karena sewaktu masih berada di Dunia, 


200. 
Ibu-mu pernah terlibat 2 macam dosa berat, 


201. 
yakni dosa pembunuhan 


202. 
serta dosa ucapan kasar atau pemfitnahan. 


203. 
Kalau saja tanpa Jasa-jasa dan Kebajikan-mu, 


204. 
pasti-lah aku tak akan mendapat kesempatan untuk keluar sekejab pun’.“ 


* * *



205. 
“ ‘Hukuman apa-kah yang pernah Ibunda jalani di dalam Alam Neraka itu ?’ 


206. 
tanya Sang Putri. 


207. 
 ‘O Anak-ku, hukuman di Alam Neraka 


208. 
dan kesengsaraan-nya amat-lah menyedihkan 


209. 
dan sulit untuk di-cerita-kan penderitaan-nya, 


210. 
apabila di-cerita-kan secara luas, 


211. 
hingga ratus-an ribu tahun pun tak akan habis dijelaskan,’ 


212. 
jawab Ibu-nya.” 


* * *



213. 
“Setelah Sang Putri mendengar kata-kata yang diucapkan Bayi itu, 


214. 
menangis-lah ia ter-sedu-sedu, 


215. 
lalu ia mengarahkan pandangan-nya ke atas Langit seraya ber-kata, 


216. 
’O Yang Maha Kuasa, lindungi-lah Ibu-ku, 


217. 
agar Ibu-ku dapat terbebas dari Alam kesedihan untuk selama-lama-nya. 


218. 
Bila usia Ibu-ku telah genap 13 tahun, 


219. 
semoga dosa-nya dapat di-hapus-kan 


220. 
dan jangan di-terjun-kan lagi ke Alam sengsara’.” 


* * *



221. 
“Sang Putri ber-diam se-jenak, lalu beliau ber-ikrar, 


222. 
‘O Para Buddha yang berada di 10 Penjuru Semesta, 


223. 
kasihani-lah daku, 


224. 
dan terima-lah nadar utama-ku yang akan ku-ikrar-kan ini. 


225. 
Apabila Ibu-ku dapat membebaskan diri-nya dari 3 hal ini, 


226. 
yakni mulai dari sekarang, 


227. 
ia tidak akan di-terjun-kan lagi ke 3 Alam sengsara 


228. 
jika umur-nya telah genap 13 tahun, 


229. 
ia tidak akan menjadi Kaum rendah, 


230. 
dan ia tidak akan terlahir lagi sebagai Wanita. 


* * *



231. 
Kini aku berdiri di depan gambar Buddha Suddhapadmanetra 


232. 
dan aku ber-janji, 


233. 
mulai dari sekarang hingga ratus-an ribu koti kalpa yang akan datang, 


234. 
aku akan menyelamatkan semua Makhluk yang berdosa berat, 


235. 
yang sedang mengalami kesengsaraan di 3 Alam kesedihan di pelbagai Dunia, 


236. 
aku akan menyelamatkan mereka, 


237. 
hingga mereka bisa membebaskan diri-nya dari Alam Neraka, 


238. 
dari Alam Binatang, dan Alam Setan Lapar. 


239. 
Aku akan membimbing mereka semua hingga mencapai Ke-Buddha-an. 


240. 
Setelah semua-nya terlaksana, 


241. 
baru-lah hamba mencapai Anuttara Samyak Sambuddha’.” 


* * *




242. 
“Sewaktu ikrar Sang Putri selesai, 


243. 
lantas ia mendengar suara gema dari Langit, 


244. 
yaitu suara dari Sang Buddha Suddhapadmanetra Tathagata, 


245. 
‘O Putri Jyotinetra yang ber-budi, 


246. 
perasaan-mu sungguh penuh belas kasihan. 


247. 
Demi menyelamatkan Ibu-mu, 


248. 
Anda ber-tekad mengucapkan nadar utama yang demikian Agung. 


249. 
Dengan Jasa Kebajikan ini, mulai sekarang, 


250. 
bila usia Ibu-mu telah genap 13 tahun, 


251. 
ia akan terbebas dari hukuman-nya 


252. 
dan akan dilahirkan di suatu daerah menjadi Brahmacarin ( Orang yang ber-tekad melakukan Kehidupan Suci ), 


253. 
umur-nya akan mencapai 100 tahun. 


254. 
Dan, setelah itu dia akan dilahirkan di sebelah Timur, 


255. 
Alam Asokavijayasri, atau Sukhavati, Negeri Buddha Amitabha. 


256. 
Umur-nya tidak dapat diperhitungkan dengan kalpa


257. 
dan di Alam sana, dia akan melaksanakan Dharma luhur 


258. 
hingga mencapai Ke-Bodhi-an. 


259. 
Kemudian dia akan menjalankan tugas-nya di pelbagai Alam, 


260. 
Umat-umat dari Surga 


261. 
atau dari Dunia Manusia yang akan di-selamat-kan oleh-nya, 


262. 
jumlah-nya akan seperti butir-an pasir di Sungai Gangga, 


263. 
tidak dapat diperkirakan.” 


* * *



264. 
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Bodhisattva Dhyanasvararaja, 


265. 
“O Maha Arya, tahu-kah Anda, 


266. 
yang disebut Sang Arahat, 


267. 
yang pernah menyelamatkan Putri Jyotinetra itu adalah Bodhisattva Akshayamati


268. 
dan yang pernah menjadi Ibu dari Sang Putri Jyotinetra itu adalah Bodhisattva Vimuktika


269. 
dan Sang Putri Jyotinetra adalah Bodhisattva Ksitigarbha.” 


* * * 




270. 
“Ketahui-lah, O Arya Dhyanasvararaja, 


271. 
budi pekerti Sang Ksitigarbha 


272. 
sejak dari ber-kalpa-kalpa yang tak terkira lama-nya 


273. 
telah sedemikian Agung, penuh belas kasihan, 


274. 
dan Beliau pernah ber-ikrar dengan nadar-nadar utama atau niat suci 


275. 
yang banyak-nya bagai-kan butir-an pasir di Sungai Gangga. 


276. 
Beliau juga pernah menyelamatkan Para Makhluk sengsara 


277. 
yang banyak-nya juga tak dapat diperkirakan !” 


* * *



278. 
“Pada masa yang akan datang, 


279. 
apabila terdapat Pria atau Wanita yang enggan berbuat karma baik, 


280. 
hanya senang berbuat karma yang jahat, 


281. 
dan tidak percaya akan Hukum Sebab Akibat 


282. 
dan selalu melakukan hal-hal yang tak terpuji, 


283. 
seperti perbuatan asusila, ber-dusta, 


284. 
ber-lidah dua, mengeluarkan ucapan yang kasar, 


285. 
berani memfitnah Ajaran Buddha, dan sebagai-nya, 


286. 
maka Umat-umat yang demikian 


287. 
akan di-terjun-kan ke Alam kesengsaraan 


288. 
setelah mereka meninggal dunia. 


* * *



289. 
Akan tetapi, apabila sebelum meninggal, 


290. 
mereka dapat bertemu dengan seorang Suci ( Yang Arya ) 


291. 
atau Orang yang bijaksana, 


292.
yang mengajak mereka bertobat 


293. 
dan memohon perlindungan kepada Bodhisattva Ksitigarbha, 


294. 
pasti-lah dosa yang dimiliki oleh Para Umat itu 


295. 
akan berubah menjadi ringan atau musnah, 


296. 
dan mereka pun akan terbebas dari 3 Alam sengsara.” 


* * * 




297. 
“Seandainya Para Umat tersebut telah sadar 


298. 
dan ingin dengan sepenuh hati 


299. 
memberi hormat kepada Bodhisattva Ksitigarbha, 


300. 
serta memuliakan Nama-Nya 


301.
atau selalu mengadakan puja bakti kepada-Nya 


302. 
dengan dupa, bunga, jubah, permata, 


303.  
minuman, makanan, dan sebagai-nya, 


304. 
maka si Pemuja pada masa yang akan datang, 


305. 
selama ratus-an ribu koti kalpa 


306. 
akan terus-menerus dilahirkan di Alam Surga 


307. 
untuk menikmati Kebahagiaan di sana. 


* * * 



308. 
Apabila usia-nya di Surga telah habis, 


309. 
mereka akan mendapat kesempatan 


310. 
dilahirkan kembali ke Alam Manusia 


311. 
dengan kedudukan sebagai Bangsawan 


312. 
atau menjadi seorang Raja berkuasa, 


313. 
dan lama-nya hingga ribu-an kalpa masa, 


314. 
bahkan di antara mereka banyak yang memiliki keterampilan 


315. 
bisa mengingat kehidupan masa lampau, 


316. 
memahami Hukum Sebab Musabab 


317. 
dan asal-usul-nya di masa silam.” 



* * * * * 




318. 
“O Arya Dhyanasvararaja, 


319. 
sungguh baik dan mulia Rddhi-Abhijnabala 


320. 
yang di-miliki oleh Sang Ksitigarbha 


321. 
serta Jasa-jasa Luhur-Nya, 


322. 
yang mana tak akan habis di-cerita-kan.  


323. 
Demi untuk menolong Para Umat, 


324. 
Beliau be-kerja keras terus-menerus 


325. 
tanpa berhenti semasa pun ! 


326. 
Maka dari itu, Engkau beserta Para Bodhisattva 


327. 
harus selalu mengingat Sutra ini se-dalam-dalam-nya, 


328. 
kemudian menyebarkan se-luas-luas-nya kepada Para Umat Manusia.” 


329. 
“Ini-lah kisah tentang Sang Ksitigarbha yang Ke-empat.” 



* * * * * * * * * * * * *





330. 
Setelah Sang Bodhisattva Dhyanasvararaja selesai men-dengar kisah tersebut, 


331. 
Dia ber-kata kepada Sang Buddha, 


332. 
“O Bhagava yang Termulia, tak usah khawatir. 


333. 
Kami se-Keluarga besar dari semua yang ber-status Bodhisattva Mahasattva 


334. 
pasti dapat mewujudkan pesan Sang Buddha, 


335. 
dan akan menjunjung kewibawaan Buddha 


336. 
untuk mengulang Sutra tersebut di Dunia Jambudvipa 


337. 
agar bisa di-manfaat-kan oleh semua Umat Manusia”. 


338. 
Setelah selesai, Sang Bodhisattva Dhyanasvararaja ber-anjali kepada Sang Bhagava 


339. 
lalu kembali ke tempat duduk-Nya. 


* * * 



340. 
Pada saat itu Para Raja Catumaharajakajika yang datang dari ke-4 Jurusan Surga 


341. 
ber-sama-sama bangkit dari tempat duduk-Nya, 


342. 
lalu merangkupkan ke-dua telapak tangan-Nya 


343. 
sambil ber-tanya kepada Sang Buddha, 


344. 
“O Bhagava yang Termulia, 


345. 
apa sebab-nya Sang Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha 


346. 
sejak zaman dulu telah ber-ikrar dengan niat suci utama-nya 


347. 
sampai sedemikian banyak, 


348. 
dan ber-maksud hendak membebaskan Para Makhluk yang sengsara hingga tuntas, 


349. 
tapi mengapa masih banyak Makhluk-makhluk yang belum bisa di-selamat-kan, 


350. 
dan mengapa Beliau masih terus ber-ikrar ?” 


* * *




351. 
Sang Buddha Sakyamuni ber-sabda kepada ke-4 Maharajakajika, 


352. 
“Sadhu, Sadhu, Sadhu ! 


353. 
O Maharajakajika yang Termulia, baik-lah, 


354. 
Aku sekarang akan mengisahkan 


355. 
tentang hasil kerja Sang Ksitigarbha 


356. 
kepada Raja dan Para Hadirin sekalian, 


357. 
supaya Kalian mengetahui, 


358. 
mengapa Sang Ksitigarbha selalu be-kerja keras 


359. 
di Dunia Jambudvipa Saha Loka ( Alam Manusia ) 


360. 
dengan berbagai cara yang terampil 


361. 
untuk menyelamatkan Para Makhluk yang sengsara 


362. 
agar dapat terbebas dari kelahiran dan kematian itu.” 


363. 
“Terimakasih O Bhagava yang Termulia, 


364.
Kami telah siap mendengarkan-nya.” 


* * * 




365. 
Sang Buddha ber-sabda, 


366. 
“Meskipun Sang Ksitigarbha 


367. 
sejak zaman dulu hingga sekarang 


368. 
telah banyak ber-ikrar, 


369. 
namun Cita-cita Agung yang di-miliki Beliau 


370. 
belum bisa terwujud semua-nya. 


371. 
Beliau selalu ber-pikir dengan hati yang iba, 


372. 
‘Jika Aku enggan ber-tugas di pelbagai Alam Neraka, 


373. 
lalu siapa pengganti-nya ?’ 


374. 
Maka itu Beliau ber-ikrar, 


375. 
‘Apabila Neraka belum kosong, 


376. 
Aku tak akan menjadi Buddha ‘!” 


* * *




377. 
“Demikian pula, walau pun Makhluk-makhluk Jambudvipa 


378. 
telah banyak sekali yang di-selamat-kan oleh-Nya 


379. 
hingga terbebas dari tumimbal lahir dan menjadi sadar, 


380. 
bahkan banyak yang telah mencapai ke-Bodhi-an, 


381. 
akan tetapi, masih terdapat sebagian besar Makhluk hidup 


382. 
yang dosa-nya seperti tanaman merambat, 


383. 
makin lama makin men-jalar secara luas, 


384. 
sulit di-bebas-kan dalam waktu yang singkat. 


385. 
Maka dari itu, Beliau terus ber-ikrar dan ber-ikrar lagi. 


386. 
Dan terus bertugas di Alam Neraka. 


387. 
Dan terus-menerus menggunakan ribu-an koti cara yang tepat 


388. 
untuk membimbing Para Makhluk hidup 


389.
yang berada di Dunia Jambudvipa atau Alam Manusia atau Saha Loka.” 


* * * 



390. a. 
“O Maharajakajika, 


390. b. 
seandai-nya ada Umat yang dengan sengaja melakukan pembunuhan, 


390. c. 
Sang Ksitigarbha lantas memberitahu kepada mereka, 


390. d. 
bahwa perbuatan jahat ini akan menerima balasan karma 


390. e.  
ber-usia pendek atau mati muda, 


390. f.
atau kena balasan karma yang berat-nya 


390. g. 
akan beberapa kali lipat pada masa mendatang, 


390. h.  
yang di-balas oleh musuh-nya. 


* * * * *



391. a. 
Bagi yang melakukan pencurian dan perampokan 


391. b. 
di-beritahu bahwa perbuatan jahat ini 


391. c. 
akan ber-akibat tumimbal lahir di Keluarga yang miskin 


391. d. 
dan akan mengalami banyak kesengsaraan 


391. e. 
di masa Kehidupan yang akan datang. 


* * * *



392. a. 
Bagi yang melakukan perbuatan asusila 


392. b. 
akan mendapat balasan karma 


392. c. 
dilahirkan di Alam Binatang ber-jenis unggas 


392. d. 
seperti burung pipit, merpati, belibis, dan se-bangsa-nya. 


* * * * * 



393. a. 
Yang melakukan ucapan kasar 


393. b. 
akan ber-akibat Rumah Tangga-nya selalu bentrok  


393. c. 
dan tidak harmonis. 


* * * * * 



394. a. 
Yang melakukan pem-fitnah-an 


394. b. 
akan mendapat balasan karma 


394. c. 
menjadi Orang bisu 


394. d. 
atau menderita penyakit mulut yang menahun. 


* * * * *



395. a. 
Yang senang marah atau mem-benci Orang lain 


395. b. 
akan ber-akibat ber-badan cacat 


395. c. 
dan ber-paras jelek sekali. 


* * * * * 



396. a.
Bagi yang ber-perangai kikir 


396. b. 
mendapat balasan karma 


396. c.
apa yang di-ingin-kan-nya sulit terwujud. 


* * * * * 



397. a. 
Yang terlalu serakah terhadap segala makanan dan minuman 


397. b. 
akan berakhir kelaparan, kehausan, 


397. c. 
dan selalu menderita penyakit tenggorokan.” 


* * * * *



398. a. 
“Yang melakukan per-buru-an 


398. b. 
menerima karma 


398. c. 
mati dalam ketakutan. 


* * * * *



399. a. 
Yang durhaka terhadap Orangtua-nya 


399. b.
akan ber-akibat terkena musibah bencana alam. 


* * * * * *



400. a. 
Bagi yang membakar hutan 


400. b.
menerima hukuman karma 


400. c. 
mati dalam kegilaan atau kesesatan. 


* * * * *



401. a. 
Yang senang meng-aniaya Anak Tiri-nya 


401. b. 
akan mendapatkan pembalasan dari Anak Tiri-nya, 


401. c. 
yang berat-nya beberapa kali lipat pada masa mendatang. 


* * * * *



402. a. 
Yang selalu melakukan penangkapan 


402. b. 
terhadap Anak Binatang atau unggas dengan alat jala 


402. c. 
akan ber-akibat Sanak Saudara-nya terpisah jauh dan sulit ditemukan.” 


* * * * * 



403. a. 
”Yang mem-fitnah Triratna 


403. b. 
akan mendapat balasan karma 


403. c. 
menjadi buta, tuli, dan bisu. 


* * * * * 



404. a. 
Yang menghina Buddha Dharma 


404. b. 
akan di-hukum di Alam sengsara ( Alam Neraka, Alam Setan, dan Alam Binatang ). 


* * * * *




405. a. 
Yang merusak dan mem-boros-kan barang-barang milik Sangha 


405. b. 
akan ber-akibat diri-nya di-terjun-kan ke Alam Neraka 


405. c. 
hingga koti-an kalpa ( waktu yang lama sekali ). 


* * * * * *



406. a. 
Yang sengaja menodai Sang Suci 


406. b. 
atau mengotori Tempat Suci 


406. c 
akan menerima pembalasan 


406. d.
di-terjun-kan ke Alam Binatang. 


* * * * * *



407. a. 
Bagi yang melakukan pembunuhan atau penyiksaan 


407. b. 
terhadap Binatang ber-nyawa 


407. c. 
dengan air men-didih atau dengan kobar-an api 


407. d.  
atau dengan cara pem-bantai-an, pen-jagal-an, 


407. e.
akan mendapat balasan karma 


407. f. 
dengan cara yang sama oleh si Korban 


407. g. 
pada masa yang akan datang. 


* * * * * * 



408. a. 
Para Bhiksu yang melanggar sila makan atau sila lain-nya 


408. b.
akan ber-akibat diri-nya di-lahir-kan di Alam Binatang 


408. c.
dan selalu menderita kelaparan.” 


* * * * * *



409. a.
“Yang ber-tabiat suka memboroskan uang atau barang-barang berharga 


409. b. 
akan ber-akibat pada masa yang akan datang 


409. c. 
selalu kehilangan benda yang di-sayangi. 


* * * * * 



410. a. 
Yang bersikap sombong atau egois 


410. b. 
akan menerima balasan karma 


410. c. 
diri-nya di-lahir-kan di Golongan paling rendah. 


* * * * * *


411. a. 
Yang ber-lidah dua dan senang ber-tengkar 


411. b. 
akan di-lahir-kan menjadi Makhluk yang tidak dapat ber-bicara 


411. c
atau menjadi seekor burung yang hanya pandai ber-kicau. 


* * * * * 



412. a. 
Yang ber-pandangan tidak benar atau sesat 


412. b. 
akan meng-akibat-kan diri-nya di-lahir-kan di daerah terpencil.” 


* * * * * *



413. 
“Demikian-lah, Hukum Karma yang harus di-terima 


414. 
oleh Umat Manusia yang berada di Dunia Jambudvipa


415. 
Bagi yang melakukan karma jahat melalui perbuatan, perkataan, dan pikiran 


416. 
yang banyak-nya hingga juta-an macam 


417. 
akan mendapat balasan karma 


418. 
yang jumlah-nya juga juta-an macam.” 


* * * 



419. 
“Meskipun karma Umat Manusia sedemikian banyak, 


420. 
tapi Sang Ksitigarbha tetap dengan ulet terus berusaha 


421. 
dengan menggunakan berbagai cara yang tepat 


422. 
untuk menyelamatkan dan mem-bimbing mereka 


423. 
hingga menjadi sadar dan mencapai Kesucian.” 


* * *


424. 
“O Maharajakajika, ketahui-lah, 


425. 
Para Makhluk yang berdosa berat dari Jambudvipa 


426. 
yang enggan menerima Nasehat dari Bodhisattva Ksitigarbha 


427. 
atau Ajaran dari Para Suci dan Para Tokoh Bijak, 


428. 
semua-nya harus menerima pembalasan karma 


429. 
sesuai dengan perbuatan-nya di pelbagai Alam kesengsaraan, 


430. 
yaitu, walaupun setelah mereka menerima pembalasan karma di Alam Manusia, 


431. 
mereka akan di-terjun-kan lagi ke dalam Neraka 


432. 
hingga juta-an tahun lama-nya. 


433. 
Maka dari itu, Maharajakajika serta Para Hadirin yang Ku-hargai, 


434. 
mulai dari sekarang Kalian harus membangkitkan perasaan belas kasihan-mu 


435. 
untuk melindungi Para Umat serta Nusa dan Bangsa-nya, 


436. 
agar tetap makmur, sejahtera, damai, serta aman dan tentram, 


437. 
supaya karma-karma jahat tidak dilakukan oleh mereka.” 


* * * 



438. 
Setelah mendengar Sabda Sang Buddha, 


439. 
ke-4 Maharajakajika merasa sangat sedih, 


440.
dan dengan wajah sendu 


441. 
Mereka memberi hormat kepada Buddha Sakyamuni, 


442. 
lalu mereka kembali ke tempat-Nya. 




* * * * * * * * *