HUKUM KARMA DAN SEBAB AKIBAT-NYA
BAGI
MAKHLUK-MAKHLUK JAMBUDVIPA
( ALAM MANUSIA )
1.
Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha ber-kata kepada Sang Buddha,
2.
“O Bhagava yang Termulia, sungguh, atas berkah Maha Rddhi Abhijnabala Tathagata-lah,
3.
maka Aku dapat menjelajahi juta-an koti Dunia atau Alam,
4.
dengan men-jelma-kan badan-Ku hingga sedemikian banyak
5.
untuk membimbing Makhluk yang terlibat Hukum Karma.
6.
Apabila tidak di-anugerahi oleh welas asih Sang Tathagata,
7.
tentu saja Saya tidak akan mampu melakukan perubahan apa pun,
8.
terutama pada saat ini, Aku mendapat pesan dari Sang Buddha,
9.
agar semua Makhluk yang berada di Sad Gatyah,
10.
yakni 6 Alam Kehidupan itu di-bimbing semua-nya,
11.
supaya mereka dapat terbebas dari penderitaan Neraka,
12.
sampai Sang Ajita ( Maitreya Bodhisattva ) menjadi Buddha.
13.
O Bhagava yang Termulia, tak usah khawatir !
14.
Aku akan melaksanakan tugas ini hingga sempurna !”
* * *
15.
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Ksitigarbha,
16.
“O Maha Arya Ksitigarbha, tahu-kah Anda,
17.
bahwa semua Makhluk yang belum terbebas dari kesengsaraan itu
18.
memiliki tabiat dan pikiran yang tak menentu.
19.
Mereka kadang-kadang melakukan perbuatan jahat
20.
dan menciptakan karma buruk yang berat,
21.
tetapi kadang-kadang pula mereka melakukan hal-hal yang baik
22.
yang menjadikan Kebajikan.
23.
Mereka mudah sekali di-pengaruhi oleh Lingkungan-nya.
24.
Itu-lah sebab-nya,
25.
maka mereka terus ber-putar-putar di Panca Gatya
26.
( 5 Alam penderitaan, yakni Alam Asura, Manusia, Neraka, Setan Lapar, dan Binatang )
27.
hingga ber-kalpa-kalpa mereka ter-sesat
28.
atau ter-halang oleh karma buruk.
29.
Sungguh, kelakuan mereka persis seperti ikan-ikan yang senang ber-main di air sungai
30.
yang ter-pasang jala,
31.
meskipun untuk sementara mereka dapat lolos dari jala tersebut,
32.
namun tidak beberapa saat ber-selang, mereka ter-jala lagi.
* * *
33.
O Maha Arya Ksitigarbha,
34.
Para Umat yang identik dengan ikan yang malang ini
35.
membuat perasaan-Ku sedih.
36.
Untung-lah kini Engkau sanggup menyambung tugas-Ku
37.
dengan tekad seperti yang pernah Anda ikrar-kan pada masa-masa yang silam,
38.
yakni ber-niat menolong Para Umat yang berdosa berat di Alam Semesta.
39.
Apakah dengan kepastian ini, Aku masih perlu khawatir ?”
* * *
40.
Setelah Sang Buddha selesai ber-sabda,
41.
terdapat seorang Bodhisattva Mahasattva yang ber-nama Dhyanasvararaja di Persamuan Agung itu.
42.
Beliau bangkit dari tempat-Nya dan ber-anjali seraya ber-tanya,
43.
“O Bhagava yang Termulia,
44.
sudi-lah menerangkan kepada-Ku secara singkat,
45.
mengapa Sang Bhagava terus-menerus memuji Jasa-jasa dan Kebajikan Sang Ksitigarbha ?
46.
Ikrar apa-kah yang pernah Beliau janjikan pada masa yang silam ?”
47.
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Dhyanasvararaja,
48.
“Dengar-kan-lah baik-baik dan perhati-kan-lah uraian-Ku ini,
49.
O Arya Dhyanasvararaja yang Budiman.
50.
Aku akan mengisahkan-nya secara terperinci satu per satu.”
* * *
51.
“Pada masa dahulu, yaitu pada asankhyeya nayuta kalpa yang silam,
52.
terdapat seorang Buddha yang bernama Sarvajnasiddha Tathagata,
53.
yang memiliki 10 Gelar Kesucian,
54.
yakni Tathagata, Arahat, Samyak Sambuddha,
55.
Vidyacarana Sampanna, Sugata. Lokavidh,
56.
Anuttara, Purusadamyasarathi,
57.
Sasta-Devamanusyanam, Buddha Lokanatha’ti.
58.
Usia-nya 60.000 kalpa.
59.
Sebelum Beliau meninggalkan rumah-Nya menjadi Sramana,
60.
Beliau adalah seorang Raja,
61.
dan ber-sahabat dengan seorang Raja dari Negeri Tetangga-nya.
* * *
62.
Pada saat itu, mereka ber-sama-sama melaksanakan Dasa Kusala ( 10 macam Kebajikan )
63.
di Negeri masing-masing
64.
guna untuk memakmurkan Rakyat-nya.
65.
Akan tetapi, Rakyat dari Negeri Tetangga-nya enggan berbuat baik,
66.
bahkan melakukan karma jahat.
67.
Kemudian ke-dua Raja tersebut mengadakan perundingan
68.
dan sama-sama mengambil keputusan
69.
dengan sepakat menggunakan cara yang paling tepat
70.
untuk membimbing Rakyat mereka.
* * *
71.
Raja yang pertama ber-ikrar ingin mencapai Ke-Buddha-an secepat mungkin,
72.
agar dapat menyelamatkan Para Umat yang berdosa berat.
73.
Raja Tetangga-nya juga ber-ikrar ingin menyelamatkan Para Umat yang berdosa berat
74.
yang sedang mengalami kesengsaraan itu,
75.
dan ingin membimbing mereka untuk mencapai Ke-Bodhi-an,
76.
dan Beliau hanya akan menjadi Buddha
77.
setelah ikrar-Nya tercapai.”
* * *
78.
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Dhyanasvararaja,
79.
“Ketahui-lah, O Arya Dhyanasvararaja,
80.
Raja yang pertama itu
81.
kini telah mencapai penerangan Agung dan menjadi Buddha,
82.
Beliau adalah Sarvajnasiddha Tathagata.
* * *
83.
Sedangkan Raja Tetangga-nya
84.
yang pernah ber-ikrar ingin menyelamatkan Para Makhluk yang berdosa berat
85.
serta yang sedang mengalami kesengsaraan
86.
dan tidak akan menjadi Buddha
87.
sebelum niat-Nya tercapai,
88.
Beliau adalah Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha.”
89.
“Ini-lah kisah tentang Beliau yang Ke-tiga.”
* * * * * * * * * *
90.
“Lagi, O Arya Dhyanasvararaja yang Budiman,
91.
pada masa dahulu kala, yaitu asankhyeya kalpa yang silam,
92.
terdapat seorang Buddha yang lahir di Dunia ini,
93.
nama-nya Suddhapadmanetra Tathagata,
94.
usia-nya 40.000 kalpa.
95.
Setelah memasuki Periode Saddharma Pratirupaka,
96.
terdapat seorang Arahat,
97.
Beliau dengan Kebajikan-Nya menyelamatkan Para Umat yang sengsara
98.
dan dengan menggunakan Dharma,
99.
Ajaran ‘Hukum Sebab-Akibat’
100.
Beliau membimbing Para Umat.”
* * *
101.
“Pada suatu hari, ketika Sang Arahat tengah menjalankan tugas-Nya di suatu daerah,
102.
Beliau bertemu dengan seorang Putri yang bernama Jyotinetra,
103.
beliau menyediakan makanan dan minuman
104.
untuk memuja Sang Arahat tersebut.
105.
Setelah selesai makan dan minum
106.
Sang Arahat ber-tanya kepada Sang Putri itu,
107.
‘O Sang Putri yang ber-budi,
108.
Jasa-jasa Kebajikan yang Anda lakukan ini ingin disalurkan kepada siapa ?’
* * *
109.
Putri Jyotinetra menjawab,
110.
‘O Bhante, hari ini adalah hari peringatan tahun kematian dari Ibu-ku,
111.
aku ingin mengamalkan Jasa-jasa Kebajikan ini untuk menyelamatkan-nya.
112.
Sayang sekali, hingga sekarang ini aku sama sekali tidak tahu,
113.
di Alam mana-kah Ibu-ku tumimbal lahir.
114.
Hal ini membuat aku amat sedih’.”
* * *
115.
“Setelah mendengar cerita-nya,
116.
lalu Sang Arahat ber-meditasi di suatu tempat yang bersih,
117.
dengan Vipassana ( mengamati atau melihat dengan mata batin ).
118.
Di dalam Samadhi-Nya,
119.
dengan jelas Beliau melihat Ibu dari Sang Putri tersebut
120.
sedang berada di Alam kesengsaraan
121.
dan tengah menjalani hukuman di sana.
* * *
122.
Setelah Sang Arahat bangkit dari Samadhi-Nya,
123.
Beliau segera ber-tanya kepada Sang Putri Jyotinetra,
124.
’Sewaktu Ibu-mu masih berada di Dunia,
125.
pekerjaan apa yang pernah ia buat,
126.
sehingga ia menerima kesengsaraan berat di Alam kesedihan ?’
* * *
127.
‘O Bhante, Ibu-ku pernah ber-kelakuan tidak baik,
128.
ia terlalu gemar makan Anak ikan serta Anak bulus,
129.
di-goreng atau di-masak dengan sayur,
130.
banyak-nya tidak kurang dari 10.000 nyawa ikan
131.
yang telah dibunuh-nya.
132.
O Bhante, harus dengan cara apa-kah agar Ibu-ku dapat diselamatkan ?
133.
Kasihani-lah daku, O Bhante,’ pinta Sang Jyotinetra.”
* * *
134.
“Sang Arahat dengan perasaan welas asih
135.
memberitahu kepada Sang Putri tersebut satu cara yang praktis,
136.
yaitu dengan menyebut Nama Buddha,
137.
‘Namo Suddhapadmanetra Buddhaya’, dengan sepenuh hati,
138.
dan di-samping itu juga membuat sebuah Buddha ruphang ( patung Buddha )
139.
untuk mengadakan puja bakti di rumah-nya,
140.
karena hal ini sangat baik bagi yang telah meninggal
141.
atau pun yang masih berada di Dunia,
142.
ke-dua-dua-nya akan mendapat perlindungan dari Sang Buddha.”
* * *
143.
“Setelah Sang Putri Jyotinetra selesai mendengar Ajaran penting dari Sang Arahat,
144.
beliau segera menjual segala barang yang di-sayangi-nya
145.
dan dari hasil penjualan tersebut
146.
beliau mengundang seorang pelukis
147.
untuk melukis gambar Buddha Suddhapadmanetra,
148.
kemudian di-puja-nya dengan khidmat,
149.
beliau terus-menerus memuliakan Nama Buddha tersebut.
150.
Karena hati-nya merasa sangat terharu,
151.
beliau menangis di depan Altar Sang Buddha
152.
dan dengan perasaan sujud
153.
beliau terus-menerus memandang gambar Buddha tersebut
154.
hingga larut malam.
* * *
155.
Saat ia sedang tidur,
156.
tiba-tiba ia ber-mimpi di-datangi seorang Buddha.
157.
Badan-Nya amat besar bagaikan Gunung Sumeru
158.
dan seluruh badan-Nya ber-warna ke-emas-an
159.
memancarkan sinar yang amat terang seraya ber-sabda,
160.
‘O Putri-Ku yang ber-budi, Anda tak usah bersedih.
161.
Tidak lama lagi Ibu-mu akan keluar dari Alam sengsara
162.
dan beliau akan dilahirkan di rumah-mu,
163.
dan pada saat Sang Bayi yang baru dilahirkan itu
164.
merasa kelaparan dan kedinginan,
165.
ia akan ber-bicara tentang asal-usul-nya’.”
* * *
166.
“Tak selang beberapa lama,
167.
seorang Pramuwisma-nya yang sedang mengandung itu melahirkan,
168.
dan Bayi Laki-laki yang baru lahir ke Dunia
169.
yang belum genap 3 hari itu
170.
merasa amat lapar dan dingin.
171.
Sewaktu Bayi Pramuwisma itu melihat Sang Jyotinetra,
172.
ia lantas menangis seraya ber-kata,
173.
“O Anak-ku yang tersayang, Aku adalah Ibu-mu.
174.
Semua perbuatan yang pernah aku lakukan semasa hidup-ku di Dunia
175.
harus di-tanggung oleh diri-ku sendiri.
176.
Maka dari itu, aku telah diterjunkan ke Alam bawah,
177.
sejak aku meninggal hingga baru-baru ini,
178.
terus-menerus aku masuk-keluar dari berbagai Alam Neraka besar tanpa berhenti.
179.
Kini karena di-berkahi oleh Jasa-jasa dari Kebajikan-mu,
180.
aku baru memperoleh kesempatan
181.
untuk dapat lahir kembali ke Alam Manusia,
182.
dengan status yang sangat rendah
183.
dan usia-ku pun sangat pendek,
184.
yakni umur-ku hanya 13 tahun,
185.
kemudian aku harus kembali lagi ke Alam sengsara.
186.
O Anak-ku yang tersayang,
187.
apa-kah engkau dapat menyelamatkan Ibu-mu yang malang ini
188.
untuk bebas dari penderitaan ?’ “
* * *
189.
“Setelah Sang Jyotinetra mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Sang Bayi itu,
190.
ia merasa yakin
191.
bahwa Bayi tersebut benar-benar adalah Ibu Kandung-nya.
192.
Karena Sang Bayi itu telah di-kuat-kan batin-nya oleh Maha Daya Buddha,
193.
maka Bayi itu dapat ber-bicara.
194.
Sang Jyotinetra merasa amat sedih dan dengan ter-isak-isak,
195.
lalu ia ber-tanya,
196.
‘O Ibunda-ku yang tercinta, katakan-lah,
197.
karena dosa apa maka Ibu diterjunkan di Alam kesedihan ?’
* * *
198.
Putra Pramuwisma men-jawab,
199.
“O Anak-ku, karena sewaktu masih berada di Dunia,
200.
Ibu-mu pernah terlibat 2 macam dosa berat,
201.
yakni dosa pembunuhan
202.
serta dosa ucapan kasar atau pemfitnahan.
203.
Kalau saja tanpa Jasa-jasa dan Kebajikan-mu,
204.
pasti-lah aku tak akan mendapat kesempatan untuk keluar sekejab pun’.“
* * *
205.
“ ‘Hukuman apa-kah yang pernah Ibunda jalani di dalam Alam Neraka itu ?’
206.
tanya Sang Putri.
207.
‘O Anak-ku, hukuman di Alam Neraka
208.
dan kesengsaraan-nya amat-lah menyedihkan
209.
dan sulit untuk di-cerita-kan penderitaan-nya,
210.
apabila di-cerita-kan secara luas,
211.
hingga ratus-an ribu tahun pun tak akan habis dijelaskan,’
212.
jawab Ibu-nya.”
* * *
213.
“Setelah Sang Putri mendengar kata-kata yang diucapkan Bayi itu,
214.
menangis-lah ia ter-sedu-sedu,
215.
lalu ia mengarahkan pandangan-nya ke atas Langit seraya ber-kata,
216.
’O Yang Maha Kuasa, lindungi-lah Ibu-ku,
217.
agar Ibu-ku dapat terbebas dari Alam kesedihan untuk selama-lama-nya.
218.
Bila usia Ibu-ku telah genap 13 tahun,
219.
semoga dosa-nya dapat di-hapus-kan
220.
dan jangan di-terjun-kan lagi ke Alam sengsara’.”
* * *
221.
“Sang Putri ber-diam se-jenak, lalu beliau ber-ikrar,
222.
‘O Para Buddha yang berada di 10 Penjuru Semesta,
223.
kasihani-lah daku,
224.
dan terima-lah nadar utama-ku yang akan ku-ikrar-kan ini.
225.
Apabila Ibu-ku dapat membebaskan diri-nya dari 3 hal ini,
226.
yakni mulai dari sekarang,
227.
ia tidak akan di-terjun-kan lagi ke 3 Alam sengsara
228.
jika umur-nya telah genap 13 tahun,
229.
ia tidak akan menjadi Kaum rendah,
230.
dan ia tidak akan terlahir lagi sebagai Wanita.
* * *
231.
Kini aku berdiri di depan gambar Buddha Suddhapadmanetra
232.
dan aku ber-janji,
233.
mulai dari sekarang hingga ratus-an ribu koti kalpa yang akan datang,
234.
aku akan menyelamatkan semua Makhluk yang berdosa berat,
235.
yang sedang mengalami kesengsaraan di 3 Alam kesedihan di pelbagai Dunia,
236.
aku akan menyelamatkan mereka,
237.
hingga mereka bisa membebaskan diri-nya dari Alam Neraka,
238.
dari Alam Binatang, dan Alam Setan Lapar.
239.
Aku akan membimbing mereka semua hingga mencapai Ke-Buddha-an.
240.
Setelah semua-nya terlaksana,
241.
baru-lah hamba mencapai Anuttara Samyak Sambuddha’.”
* * *
242.
“Sewaktu ikrar Sang Putri selesai,
243.
lantas ia mendengar suara gema dari Langit,
244.
yaitu suara dari Sang Buddha Suddhapadmanetra Tathagata,
245.
‘O Putri Jyotinetra yang ber-budi,
246.
perasaan-mu sungguh penuh belas kasihan.
247.
Demi menyelamatkan Ibu-mu,
248.
Anda ber-tekad mengucapkan nadar utama yang demikian Agung.
249.
Dengan Jasa Kebajikan ini, mulai sekarang,
250.
bila usia Ibu-mu telah genap 13 tahun,
251.
ia akan terbebas dari hukuman-nya
252.
dan akan dilahirkan di suatu daerah menjadi Brahmacarin ( Orang yang ber-tekad melakukan Kehidupan Suci ),
253.
umur-nya akan mencapai 100 tahun.
254.
Dan, setelah itu dia akan dilahirkan di sebelah Timur,
255.
Alam Asokavijayasri, atau Sukhavati, Negeri Buddha Amitabha.
256.
Umur-nya tidak dapat diperhitungkan dengan kalpa,
257.
dan di Alam sana, dia akan melaksanakan Dharma luhur
258.
hingga mencapai Ke-Bodhi-an.
259.
Kemudian dia akan menjalankan tugas-nya di pelbagai Alam,
260.
Umat-umat dari Surga
261.
atau dari Dunia Manusia yang akan di-selamat-kan oleh-nya,
262.
jumlah-nya akan seperti butir-an pasir di Sungai Gangga,
263.
tidak dapat diperkirakan.”
* * *
264.
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Bodhisattva Dhyanasvararaja,
265.
“O Maha Arya, tahu-kah Anda,
266.
yang disebut Sang Arahat,
267.
yang pernah menyelamatkan Putri Jyotinetra itu adalah Bodhisattva Akshayamati,
268.
dan yang pernah menjadi Ibu dari Sang Putri Jyotinetra itu adalah Bodhisattva Vimuktika,
269.
dan Sang Putri Jyotinetra adalah Bodhisattva Ksitigarbha.”
* * *
270.
“Ketahui-lah, O Arya Dhyanasvararaja,
271.
budi pekerti Sang Ksitigarbha
272.
sejak dari ber-kalpa-kalpa yang tak terkira lama-nya
273.
telah sedemikian Agung, penuh belas kasihan,
274.
dan Beliau pernah ber-ikrar dengan nadar-nadar utama atau niat suci
275.
yang banyak-nya bagai-kan butir-an pasir di Sungai Gangga.
276.
Beliau juga pernah menyelamatkan Para Makhluk sengsara
277.
yang banyak-nya juga tak dapat diperkirakan !”
* * *
278.
“Pada masa yang akan datang,
279.
apabila terdapat Pria atau Wanita yang enggan berbuat karma baik,
280.
hanya senang berbuat karma yang jahat,
281.
dan tidak percaya akan Hukum Sebab Akibat
282.
dan selalu melakukan hal-hal yang tak terpuji,
283.
seperti perbuatan asusila, ber-dusta,
284.
ber-lidah dua, mengeluarkan ucapan yang kasar,
285.
berani memfitnah Ajaran Buddha, dan sebagai-nya,
286.
maka Umat-umat yang demikian
287.
akan di-terjun-kan ke Alam kesengsaraan
288.
setelah mereka meninggal dunia.
* * *
289.
Akan tetapi, apabila sebelum meninggal,
290.
mereka dapat bertemu dengan seorang Suci ( Yang Arya )
291.
atau Orang yang bijaksana,
292.
yang mengajak mereka bertobat
293.
dan memohon perlindungan kepada Bodhisattva Ksitigarbha,
294.
pasti-lah dosa yang dimiliki oleh Para Umat itu
295.
akan berubah menjadi ringan atau musnah,
296.
dan mereka pun akan terbebas dari 3 Alam sengsara.”
* * *
297.
“Seandainya Para Umat tersebut telah sadar
298.
dan ingin dengan sepenuh hati
299.
memberi hormat kepada Bodhisattva Ksitigarbha,
300.
serta memuliakan Nama-Nya
301.
atau selalu mengadakan puja bakti kepada-Nya
302.
dengan dupa, bunga, jubah, permata,
303.
minuman, makanan, dan sebagai-nya,
304.
maka si Pemuja pada masa yang akan datang,
305.
selama ratus-an ribu koti kalpa
306.
akan terus-menerus dilahirkan di Alam Surga
307.
untuk menikmati Kebahagiaan di sana.
* * *
308.
Apabila usia-nya di Surga telah habis,
309.
mereka akan mendapat kesempatan
310.
dilahirkan kembali ke Alam Manusia
311.
dengan kedudukan sebagai Bangsawan
312.
atau menjadi seorang Raja berkuasa,
313.
dan lama-nya hingga ribu-an kalpa masa,
314.
bahkan di antara mereka banyak yang memiliki keterampilan
315.
bisa mengingat kehidupan masa lampau,
316.
memahami Hukum Sebab Musabab
317.
dan asal-usul-nya di masa silam.”
* * * * *
318.
“O Arya Dhyanasvararaja,
319.
sungguh baik dan mulia Rddhi-Abhijnabala
320.
yang di-miliki oleh Sang Ksitigarbha
321.
serta Jasa-jasa Luhur-Nya,
322.
yang mana tak akan habis di-cerita-kan.
323.
Demi untuk menolong Para Umat,
324.
Beliau be-kerja keras terus-menerus
325.
tanpa berhenti semasa pun !
326.
Maka dari itu, Engkau beserta Para Bodhisattva
327.
harus selalu mengingat Sutra ini se-dalam-dalam-nya,
328.
kemudian menyebarkan se-luas-luas-nya kepada Para Umat Manusia.”
329.
“Ini-lah kisah tentang Sang Ksitigarbha yang Ke-empat.”
* * * * * * * * * * * * *
330.
Setelah Sang Bodhisattva Dhyanasvararaja selesai men-dengar kisah tersebut,
331.
Dia ber-kata kepada Sang Buddha,
332.
“O Bhagava yang Termulia, tak usah khawatir.
333.
Kami se-Keluarga besar dari semua yang ber-status Bodhisattva Mahasattva
334.
pasti dapat mewujudkan pesan Sang Buddha,
335.
dan akan menjunjung kewibawaan Buddha
336.
untuk mengulang Sutra tersebut di Dunia Jambudvipa
337.
agar bisa di-manfaat-kan oleh semua Umat Manusia”.
338.
Setelah selesai, Sang Bodhisattva Dhyanasvararaja ber-anjali kepada Sang Bhagava
339.
lalu kembali ke tempat duduk-Nya.
* * *
340.
Pada saat itu Para Raja Catumaharajakajika yang datang dari ke-4 Jurusan Surga
341.
ber-sama-sama bangkit dari tempat duduk-Nya,
342.
lalu merangkupkan ke-dua telapak tangan-Nya
343.
sambil ber-tanya kepada Sang Buddha,
344.
“O Bhagava yang Termulia,
345.
apa sebab-nya Sang Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha
346.
sejak zaman dulu telah ber-ikrar dengan niat suci utama-nya
347.
sampai sedemikian banyak,
348.
dan ber-maksud hendak membebaskan Para Makhluk yang sengsara hingga tuntas,
349.
tapi mengapa masih banyak Makhluk-makhluk yang belum bisa di-selamat-kan,
350.
dan mengapa Beliau masih terus ber-ikrar ?”
* * *
351.
Sang Buddha Sakyamuni ber-sabda kepada ke-4 Maharajakajika,
352.
“Sadhu, Sadhu, Sadhu !
353.
O Maharajakajika yang Termulia, baik-lah,
354.
Aku sekarang akan mengisahkan
355.
tentang hasil kerja Sang Ksitigarbha
356.
kepada Raja dan Para Hadirin sekalian,
357.
supaya Kalian mengetahui,
358.
mengapa Sang Ksitigarbha selalu be-kerja keras
359.
di Dunia Jambudvipa Saha Loka ( Alam Manusia )
360.
dengan berbagai cara yang terampil
361.
untuk menyelamatkan Para Makhluk yang sengsara
362.
agar dapat terbebas dari kelahiran dan kematian itu.”
363.
“Terimakasih O Bhagava yang Termulia,
364.
Kami telah siap mendengarkan-nya.”
* * *
365.
Sang Buddha ber-sabda,
366.
“Meskipun Sang Ksitigarbha
367.
sejak zaman dulu hingga sekarang
368.
telah banyak ber-ikrar,
369.
namun Cita-cita Agung yang di-miliki Beliau
370.
belum bisa terwujud semua-nya.
371.
Beliau selalu ber-pikir dengan hati yang iba,
372.
‘Jika Aku enggan ber-tugas di pelbagai Alam Neraka,
373.
lalu siapa pengganti-nya ?’
374.
Maka itu Beliau ber-ikrar,
375.
‘Apabila Neraka belum kosong,
376.
Aku tak akan menjadi Buddha ‘!”
* * *
377.
“Demikian pula, walau pun Makhluk-makhluk Jambudvipa
378.
telah banyak sekali yang di-selamat-kan oleh-Nya
379.
hingga terbebas dari tumimbal lahir dan menjadi sadar,
380.
bahkan banyak yang telah mencapai ke-Bodhi-an,
381.
akan tetapi, masih terdapat sebagian besar Makhluk hidup
382.
yang dosa-nya seperti tanaman merambat,
383.
makin lama makin men-jalar secara luas,
384.
sulit di-bebas-kan dalam waktu yang singkat.
385.
Maka dari itu, Beliau terus ber-ikrar dan ber-ikrar lagi.
386.
Dan terus bertugas di Alam Neraka.
387.
Dan terus-menerus menggunakan ribu-an koti cara yang tepat
388.
untuk membimbing Para Makhluk hidup
389.
yang berada di Dunia Jambudvipa atau Alam Manusia atau Saha Loka.”
* * *
390. a.
“O Maharajakajika,
390. b.
seandai-nya ada Umat yang dengan sengaja melakukan pembunuhan,
390. c.
Sang Ksitigarbha lantas memberitahu kepada mereka,
390. d.
bahwa perbuatan jahat ini akan menerima balasan karma
390. e.
ber-usia pendek atau mati muda,
390. f.
atau kena balasan karma yang berat-nya
390. g.
akan beberapa kali lipat pada masa mendatang,
390. h.
yang di-balas oleh musuh-nya.
* * * * *
391. a.
Bagi yang melakukan pencurian dan perampokan
391. b.
di-beritahu bahwa perbuatan jahat ini
391. c.
akan ber-akibat tumimbal lahir di Keluarga yang miskin
391. d.
dan akan mengalami banyak kesengsaraan
391. e.
di masa Kehidupan yang akan datang.
* * * *
392. a.
Bagi yang melakukan perbuatan asusila
392. b.
akan mendapat balasan karma
392. c.
dilahirkan di Alam Binatang ber-jenis unggas
392. d.
seperti burung pipit, merpati, belibis, dan se-bangsa-nya.
* * * * *
393. a.
Yang melakukan ucapan kasar
393. b.
akan ber-akibat Rumah Tangga-nya selalu bentrok
393. c.
dan tidak harmonis.
* * * * *
394. a.
Yang melakukan pem-fitnah-an
394. b.
akan mendapat balasan karma
394. c.
menjadi Orang bisu
394. d.
atau menderita penyakit mulut yang menahun.
* * * * *
395. a.
Yang senang marah atau mem-benci Orang lain
395. b.
akan ber-akibat ber-badan cacat
395. c.
dan ber-paras jelek sekali.
* * * * *
396. a.
Bagi yang ber-perangai kikir
396. b.
mendapat balasan karma
396. c.
apa yang di-ingin-kan-nya sulit terwujud.
* * * * *
397. a.
Yang terlalu serakah terhadap segala makanan dan minuman
397. b.
akan berakhir kelaparan, kehausan,
397. c.
dan selalu menderita penyakit tenggorokan.”
* * * * *
398. a.
“Yang melakukan per-buru-an
398. b.
menerima karma
398. c.
mati dalam ketakutan.
* * * * *
399. a.
Yang durhaka terhadap Orangtua-nya
399. b.
akan ber-akibat terkena musibah bencana alam.
* * * * * *
400. a.
Bagi yang membakar hutan
400. b.
menerima hukuman karma
400. c.
mati dalam kegilaan atau kesesatan.
* * * * *
401. a.
Yang senang meng-aniaya Anak Tiri-nya
401. b.
akan mendapatkan pembalasan dari Anak Tiri-nya,
401. c.
yang berat-nya beberapa kali lipat pada masa mendatang.
* * * * *
402. a.
Yang selalu melakukan penangkapan
402. b.
terhadap Anak Binatang atau unggas dengan alat jala
402. c.
akan ber-akibat Sanak Saudara-nya terpisah jauh dan sulit ditemukan.”
* * * * *
403. a.
”Yang mem-fitnah Triratna
403. b.
akan mendapat balasan karma
403. c.
menjadi buta, tuli, dan bisu.
* * * * *
404. a.
Yang menghina Buddha Dharma
404. b.
akan di-hukum di Alam sengsara ( Alam Neraka, Alam Setan, dan Alam Binatang ).
* * * * *
405. a.
Yang merusak dan mem-boros-kan barang-barang milik Sangha
405. b.
akan ber-akibat diri-nya di-terjun-kan ke Alam Neraka
405. c.
hingga koti-an kalpa ( waktu yang lama sekali ).
* * * * * *
406. a.
Yang sengaja menodai Sang Suci
406. b.
atau mengotori Tempat Suci
406. c
akan menerima pembalasan
406. d.
di-terjun-kan ke Alam Binatang.
* * * * * *
407. a.
Bagi yang melakukan pembunuhan atau penyiksaan
407. b.
terhadap Binatang ber-nyawa
407. c.
dengan air men-didih atau dengan kobar-an api
407. d.
atau dengan cara pem-bantai-an, pen-jagal-an,
407. e.
akan mendapat balasan karma
407. f.
dengan cara yang sama oleh si Korban
407. g.
pada masa yang akan datang.
* * * * * *
408. a.
Para Bhiksu yang melanggar sila makan atau sila lain-nya
408. b.
akan ber-akibat diri-nya di-lahir-kan di Alam Binatang
408. c.
dan selalu menderita kelaparan.”
* * * * * *
409. a.
“Yang ber-tabiat suka memboroskan uang atau barang-barang berharga
409. b.
akan ber-akibat pada masa yang akan datang
409. c.
selalu kehilangan benda yang di-sayangi.
* * * * *
410. a.
Yang bersikap sombong atau egois
410. b.
akan menerima balasan karma
410. c.
diri-nya di-lahir-kan di Golongan paling rendah.
* * * * * *
411. a.
Yang ber-lidah dua dan senang ber-tengkar
411. b.
akan di-lahir-kan menjadi Makhluk yang tidak dapat ber-bicara
411. c
atau menjadi seekor burung yang hanya pandai ber-kicau.
* * * * *
412. a.
Yang ber-pandangan tidak benar atau sesat
412. b.
akan meng-akibat-kan diri-nya di-lahir-kan di daerah terpencil.”
* * * * * *
413.
“Demikian-lah, Hukum Karma yang harus di-terima
414.
oleh Umat Manusia yang berada di Dunia Jambudvipa.
415.
Bagi yang melakukan karma jahat melalui perbuatan, perkataan, dan pikiran
416.
yang banyak-nya hingga juta-an macam
417.
akan mendapat balasan karma
418.
yang jumlah-nya juga juta-an macam.”
* * *
419.
“Meskipun karma Umat Manusia sedemikian banyak,
420.
tapi Sang Ksitigarbha tetap dengan ulet terus berusaha
421.
dengan menggunakan berbagai cara yang tepat
422.
untuk menyelamatkan dan mem-bimbing mereka
423.
hingga menjadi sadar dan mencapai Kesucian.”
* * *
424.
“O Maharajakajika, ketahui-lah,
425.
Para Makhluk yang berdosa berat dari Jambudvipa
426.
yang enggan menerima Nasehat dari Bodhisattva Ksitigarbha
427.
atau Ajaran dari Para Suci dan Para Tokoh Bijak,
428.
semua-nya harus menerima pembalasan karma
429.
sesuai dengan perbuatan-nya di pelbagai Alam kesengsaraan,
430.
yaitu, walaupun setelah mereka menerima pembalasan karma di Alam Manusia,
431.
mereka akan di-terjun-kan lagi ke dalam Neraka
432.
hingga juta-an tahun lama-nya.
433.
Maka dari itu, Maharajakajika serta Para Hadirin yang Ku-hargai,
434.
mulai dari sekarang Kalian harus membangkitkan perasaan belas kasihan-mu
435.
untuk melindungi Para Umat serta Nusa dan Bangsa-nya,
436.
agar tetap makmur, sejahtera, damai, serta aman dan tentram,
437.
supaya karma-karma jahat tidak dilakukan oleh mereka.”
* * *
438.
Setelah mendengar Sabda Sang Buddha,
439.
ke-4 Maharajakajika merasa sangat sedih,
440.
dan dengan wajah sendu
441.
Mereka memberi hormat kepada Buddha Sakyamuni,
442.
lalu mereka kembali ke tempat-Nya.
* * * * * * * * *