BAB 6


SANJUNGAN DAN PUJIAN 
SANG TATHAGATA 
BUDDHA SAKYAMUNI 



1. 
Pada waktu itu, 


2. 
badan Buddha Sakyamuni tiba-tiba ber-sinar amat terang, 


3. 
kekuatan dari cahaya yang di-pancar-kan 


4. 
tembus sampai ke Alam-alam Buddha lain 


5. 
yang banyak-nya hingga juta-an koti 


6. 
bagai-kan butir-an pasir di Sungai Gangga. 


7. 
Kemudian sinar yang amat terang benderang itu 


8. 
ber-ubah menjadi suara merdu 


9. 
yang mengumandangkan nada-nada gembira, 


10. 
mem-beritahu-kan sesuatu kepada Para Bodhisattva Mahasattva 


11. 
serta kepada Para Dewa, Naga, Makhluk Suci, 


12. 
Raja Setan, Kinnara, Makhluk yang bukan Manusia, 


13. 
dan Umat lain-nya yang berada di seluruh Alam Buddha. 


* * * 



14. 
Bunyi-nya, 


15. 
“Para Pendengar yang Budiman, 


16. 
hari ini Aku memuji Sang Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha, 


17. 
yang telah menyalurkan cinta kasih serta kesaktian 


18. 
yang tidak terperikan ke 10 Penjuru Dunia 


19. 
untuk menyelamatkan semua Makhluk hidup yang menderita 


20. 
untuk mencapai kebebasan. 


* * *



21. 
Apabila Aku memasuki parinirvana


22. 
kamu selaku Bodhisattva Mahasattva, 


23. 
atau Dewa, Naga, Makhluk-makhluk Suci, 


24. 
Raja Setan, serta Umat lain-nya, 


25. 
dengan segala cara yang terampil 


26. 
hendak-nya memelihara dan melindungi Sutra ini, 


27. 
agar Para Umat dapat meng-amalkan-nya 


28. 
untuk mencapai Kebahagiaan Nirvana.” 


* * * 



29. 
Setelah suara merdu yang ber-kumandang 


30. 
dengan nada gembira itu berhenti, 


31. 
Sang Bodhisattva Mahasattva Samantavistara yang berada di Persamuan itu 


32. 
bangkit dari tempat-Nya, 


33. 
dengan mengatupkan ke-dua telapak tangan-Nya, 


34. 
Beliau memberi hormat kepada Sang Buddha seraya ber-kata, 


35. 
“O Bhagava Yang Termulia, 


36. 
hari ini Sang Bhagava dengan suara yang merdu 


37. 
dan nada yang gembira menyanjung 


38. 
dan memuji Jasa-jasa luhur, kewibawaan, keterampilan, 


39. 
serta kekuatan suci yang di-miliki Sang Ksitigarbha 


40. 
di Persamuan Agung ini. 


* * * 



41. 
Saya mohon Sang Bhagava Yang Termulia 


42. 
sudi-lah meng-umum-kan kepada Kami, 


43. 
dengan cara apa dan bagaimana, 


44. 
Sang Ksitigarbha mem-bimbing Para Dewa, Manusia, 


45. 
untuk menanam benih Kebajikan 


46. 
yang dapat membuahkan hasil yang gemilang, 


47. 
terutama kepada Para Umat 


48. 
yang berada pada masa menjelang berakhir-nya Dharma, 


49. 
agar berkat khotbah Sang Buddha, 


50. 
ber-manfaat bagi Para Hadirin, 


51. 
serta Para Dewa, Naga, ke-8 Kelompok Makhluk, 


52. 
dan Para Umat Manusia yang berada di masa yang akan datang, 


53. 
juga dapat meng-amal-kan Jalan Kebajikan tersebut, 


54. 
serta menyanjung Ajaran dari Para Buddha.” 


* * *


55. 
“O Arya Samantavistara serta Hadirin sekalian, 


56. 
dengar-lah baik-baik,” Sabda Sang Buddha, 


57. 
“Sekarang Aku akan menguraikan secara singkat 


58. 
dengan cara apa dan bagaimana 


59. 
Sang Ksitigarbha mem-bimbing Para Dewa dan Manusia 


60. 
hingga memperoleh Kebajikan Luhur 


61. 
dan mencapai Jalan Kebahagiaan.” 


62. 
“Kami siap mendengarkan-nya, O Bhagava Yang Termulia,” 


63. 
sahut Sang Samantavistara. 


* * * 



64. 
“Ketahui-lah, pada masa mendatang, 


65. 
apabila terdapat Putra Putri ber-budi, 


66. 
yang setelah mendengar Nama Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha, 


67, 
lantas atas dasar kesadaran dari hati sanubari-nya yang dalam 


68, 
beliau memberi hormat, memuji, 


69. 
dan merenungkan Jasa-jasa Bodhisattva Ksitigarbha, 


70. 
dengan demikian maka si Pemuja dapat me-musnah-kan dosa-nya 


71. 
sebanyak 30 kalpa


* * *



72. 
O Arya Vistara, 


73. 
seandainya terdapat Para Putra-Putri ber-budi 


74.
yang melukis gambar Sang Bodhisattva Ksitigarbha 


75. 
atau membuat rupa-Nya 


76. 
dengan bahan-bahan dari tanah liat, batu akik, 


77. 
atau dari logam-logam 


78. 
seperti emas, perak, tembaga, perunggu, besi, dan sebagai-nya, 


79. 
kemudian di-pasang-kan di suatu tempat yang bersih, 


80.
untuk diadakan puja bakti pada waktu yang tertentu 


81. 
atau pada waktu siang atau malam, 


82. 
maka si Pemuja tersebut akan mendapat kesempatan yang amat cerah, 


83. 
yakni, ia akan di-lahir-kan di Surga Trayastrimsa 


84. 
sebanyak 100 kali ber-turut-turut 


85. 
setelah ia meninggal dunia. 


86.
Dan jika usia Surga-nya sudah habis, 


87. 
beliau masih dapat ber-tumimbal lahir lagi ke Alam Manusia 


88, 
menjadi seorang Raja atau Bangsawan yang sangat mulia, 


89. 
dan selama itu tak akan sekali pun di-terjun-kan ke Alam sengsara.” 


* * * 



90. 
“O Arya Vistara, 


91. 
seandainya terdapat Kaum Wanita 


92. 
yang tidak suka lahir sebagai Wanita lagi 


93. 
pada masa yang akan datang, 


94. 
mereka dapat memuja gambar atau patung Sang Ksitigarbha, 


95. 
dengan bunga, dupa, makanan-minuman, 


96. 
jubah, spanduk sutera, panji-panji, 


97. 
uang logam kuno, permata, dan sebagai-nya 


98. 
( sajian tak usah lengkap semua, hanya menurut kemampuan si Pemuja ), 


99. 
beliau yang sering mengadakan puja bakti 


100. 
di depan Bodhisattva Ksitigarbha, 


101. 
apabila Kehidupan-nya telah berakhir di Alam Manusia, 


102. 
maka mereka akan di-lahir-kan di Alam Suci 


103. 
yang tak ada Wanita-nya, 


104. 
seperti di Alam Sukhavati ( Alam Buddha Amitabha ) 


105. 
atau di-lahir-kan di Alam Suddhavaidurya ( Alam Buddha Bhaisajyaguru )


106. 
Atau tetap di-lahir-kan di Alam Manusia dengan tubuh Pria 


107. 
dan selama juta-an kalpa ber-turut-turut, 


108. 
ter-kecuali jika mereka masih harus lahir sebagai seorang Wanita 


109. 
untuk menjalankan tugas Suci di pelbagai Alam Semesta 


110. 
guna untuk menyelamatkan Para Makhluk yang sengsara.  


111. 
O Arya Vistara, 


112. 
berkat Jasa-jasa yang di-peroleh 


113. 
dari pemujaan Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha itu, 


114. 
maka selama juta-an kalpa,  


115. 
ia tidak akan lagi dilahirkan sebagai Wanita.” 


* * * 



116. 
“Lagi, O Arya Samantavistara,” 


117. 
Sang Buddha melanjutkan Sabda-Nya, 


118. 
“Apabila ada Kaum Wanita 


119. 
yang tidak senang dengan paras-nya yang jelek, 


120. 
badan-nya yang kurang sehat 


121. 
dan yang sering menderita penyakit. 


122. 
Maka, jika Umat tersebut ber-sedia memberi hormat 


123. 
kepada lukisan atau patung Sang Ksitigarbha, 


124. 
walaupun hanya sekali saja, 


125. 
maka di masa mendatang 


126. 
hingga ratus-an ribu kali ia di-lahir-kan, 


127. 
ia akan memiliki paras yang cantik 


128. 
dan memiliki tubuh yang sehat. 


129. 
Tetapi apabila si Pemuja tidak jemu dengan akan tubuh Wanita-nya, 


130. 
dia akan lahir selama juta-an kali 


131. 
dengan status seorang Putri Raja atau menjadi Ratu, 


132. 
atau lahir sebagai seorang Putri dari Anggota Keluarga Termulia 


133. 
seperti Putri Bangsawan, Menteri, Naigamabharyarupa, dan sebagai-nya, 


134. 
baik paras-nya maupun tubuh-nya 


135. 
akan tetap segar bugar dan elok belia. 


136. 
Ini semua tidak lain 


137. 
karena si Pemuja menghormati Sang Bodhisattva Ksitigarbha 


138. 
dengan sepenuh hati, 


139. 
hingga diri-nya dapat menikmati Pahala besar 


140. 
dari Kebajikan yang di-lakukan-nya.” 


* * * 



141. 
“Lagi, O Arya Vistara, 


142. 
seandainya Putra Putri yang ber-budi itu, 


143. 
senang dengan menggunakan nyanyi-an dan tari-an rohani 


144. 
untuk memuji Jasa-jasa Ksitigarbha 


145. 
dan dengan tulus 


146. 
Sang Umat menyediakan dupa, bunga, dan sebagai-nya, 


147. 
untuk menyembah Beliau di depan gambar-Nya, 


148. 
atau mengajak Para Simpatisan, 


149. 
baik seorang atau pun puluh-an, bahkan ratus-an, 


150. 
untuk ber-sama-sama mengadakan puja bakti kepada Beliau, 


151. 
maka Sang Umat tersebut, 


152. 
baik di masa sekarang maupun di masa mendatang, 


153. 
akan di-lindungi oleh ratus-an ribu Dewa yang ber-budi 


154. 
baik siang maupun malam, 


155. 
dan sejak itu, tidak akan ada musibah atau malapetaka yang menimpa-nya.” 



* * * * * 



156. 
“Lagi, O Arya Vistara,” Sang Buddha melanjutkan Sabda-Nya, 


157. 
“Apabila terdapat Umat Manusia yang ber-kelakuan jahat, 


158. 
atau Para Dewa, Setan, dan Makhluk culas tidak ber-budi lain-nya, 


159. 
sewaktu mereka melihat Para Umat 


160. 
dengan tulus menyembah, memuji, 


161. 
atau menghormati gambar atau patung Sang Bodhiattva Ksitigarbha, 


162. 
lalu mereka mengejek, menyindir, dan menghina, 


163. 
bahwa persembahan ataupun penghormatan 


164. 
dari Sang Umat tidak ada guna-nya, 


165. 
juga tidak dapat memperoleh Jasa, dan sebagai-nya. 


166. 
Atau mereka berani menertawakan, 


167. 
serta melakukan pem-fitnah-an 


168. 
dan mengajak Makhluk-makhluk lain ramai-ramai 


169. 
melakukan kejahatan yang tak terpuji. 


170. 
Meskipun kejahatan yang di-lakukan-nya hanya sejenak saja, 


171. 
O Arya Vistara, 


172. 
Para Umat Manusia atau Makhluk lain-nya, 


173. 
yang berani melakukan kejahatan seperti itu, 


174. 
mereka akan di-tempat-kan di Neraka Avici 


175. 
selama 1.000 Buddha 


176. 
yang berada di Periode Bhadrakalpa ini telah parinirvana


177. 
dan Periode Bhadrakalpa sudah berakhir, 


178. 
selama waktu yang sebegitu lama itu, 


179. 
mereka harus menjalani siksa-an yang berat di Alam Neraka Avici


180. 
Setelah itu, mereka akan di-lahir-kan lagi di Alam Setan Lapar, 


181. 
dan sesudah selang masa 1.000 kalpa


182. 
mereka baru di-pindah-kan ke Alam Binatang, 


183. 
dan setelah selang masa 1.000 kalpa lagi, 


184. 
mereka baru dapat lahir di Alam Manusia. 


185. 
Dan meskipun mereka mendapat kesempatan 


186. 
untuk lahir kembali ke Alam Manusia 


187. 
dengan status Golongan rendah dan menjadi Kaum miskin 


188. 
atau Umat yang menderita cacat tubuh, 


189. 
tetapi karena batin mereka 


190. 
yang masih di-pengaruhi oleh berbagai karma jahat 


191. 
yang telah dilakukan-nya pada masa silam 


192. 
sehingga tidak berapa lama mereka dilahirkan sebagai Manusia, 


193. 
mereka di-terjun-kan lagi ke Alam kesengsaraan. 


194. 
Maka dari itu, O Arya Vistara, 


195. 
pembalasan dari Hukum Karma 


196. 
bagi yang melakukan pem-fitnah-an kepada Orang yang ber-Sembahyang 


197. 
adalah sedemikian berat, 


198. 
apalagi yang dengan sengaja berusaha me-musnah-kan Buddha Dharma.” 


* * * 



199. 
“Lagi, O Arya Vistara, pada masa mendatang, 


200. 
apabila terdapat seorang Lelaki atau Wanita, 


201. 
yang menderita penyakit parah yang menahun 


202. 
dan tidak sembuh-sembuh, 


203. 
walaupun sudah sering di-obati, 


204. 
sehingga sepanjang hari 


205. 
beliau harus ber-baring terus di atas ranjang, 


206. 
hidup-nya sangat merana, 


207. 
mati tidak bisa, hidup pun sengsara. 


208. 
Atau terdapat seseorang yang setiap malam ber-mimpi buruk, 


209. 
se-olah-olah diri-nya selalu di-ajak oleh Iblis jahat 


210. 
atau Arwah Sanak Saudara-nya 


211. 
ber-sama-sama pergi ke suatu gunung yang amat curam, 


212. 
hingga beliau meng-gigil dan ber-keringat, 


213. 
atau setiap siang dan malam 


214. 
beliau terus di-goda oleh Makhluk halus selama ber-tahun-tahun, 


215. 
hingga badan-nya semakin lama semakin kurus, 


216. 
dan hanya bisa mengeluh dan me-rintih di atas ranjang. 


217. 
Keadaan ini tak lain 


218. 
karena Arwah dari Para Musuh-nya 


219. 
telah lama menunggu kedatangan Orang tersebut 


220. 
di Alam Yama Loka ( Alam dari Raja Neraka ), 


221. 
agar Arwah dari Orang tersebut dapat di-adili 


222. 
atas kejahatan yang pernah di-lakukan-nya, 


223. 
dengan demikian Para Arwah baru akan merasa puas, 


224. 
akan tetapi usia dari Orang tersebut belum sampai waktu-nya, 


225. 
sehingga harus mengalami kesakitan 


226. 
atau penyiksaan secara jasmani dulu. 


227. 
Sayang sekali, 


228. 
karena Manusia hanya memiliki mata jasmani, 


229. 
sehingga tidak dapat melihat Arwah Musuh-nya 


230. 
yang sedang berada di sisi-nya. 


231. 
O Arya Vistara, mengingat peristiwa yang luar biasa ini, 


232. 
seharusnya Para Bijaksana menerangkan kepada Sang Umat, 


233. 
sehingga beliau mengetahui akan hal ini 


234. 
dan dapat menjadi sadar se-cepat mungkin. 


235. 
Para Bijaksana juga harus membantu mereka 


236. 
dalam membacakan Sutra ini dengan khidmat 


237. 
di depan gambar, lukisan, atau patung 


238. 
dari Para Buddha atau Bodhisattva Mahasattva 


239. 
serta mem-bimbing mereka dalam menyediakan benda-benda persembahan 


240. 
baik di dalam rumah, pekarangan, kebun, dan sebagai-nya 


241. 
sebagai sajian Suci. 


242. 
Kemudian Sang Suci atau Sang Tokoh Bijaksana 


243. 
dapat ber-diri di depan Orang sakit itu seraya berkata,” 


244. 
“ ‘Namo Buddhaya ! 


245.
Namo Sarva Bodhisattva Mahasattvaya !  


246. 
Saya bernama A mewakili B ( yang menderita penyakit ) 


247. 
men-dana-kan barang-barang yang amat Suci ini 


248. 
di depan gambar Sang Buddha 


249. 
serta Para Bodhisattva Mahasattva 


250. 
dan juga di depan Sutra Suci Sang Ksitigarbha, 


251. 
memohon agar segala karma buruk yang dimiliki si B itu 


252. 
dapat di-ringan-kan atau di-musnah-kan 


253. 
oleh kekuatan Yang Maha Kuasa’.” 


* * *



254. 
“Atau dengan cara lain, 


255. 
yaitu memesan Keluarga B ( yang menderita itu ) 


256. 
agar ber-doa di depan Buddha ruphang atau patung Bodhisattva 


257. 
serta membaca Sutra Suci ini 


258. 
atau mengumpulkan dana 


259. 
untuk membuat patung Buddha, Bodhisattva, di Tempat Ibadah, 


260. 
atau membangun Stupa, Vihara, 


261. 
atau menyalakan lampu di dalam Rumah Suci 


262. 
atau di jalan yang gelap 


263. 
serta men-dana-kan sandang pangan 


264. 
kepada Para Anggota Sangha. 


265. 
 Ketahui-lah, Para Arya atau Para Tokoh Bijaksana 


266. 
boleh menggunakan cara apa saja 


267. 
asalkan se-waktu membaca ‘Pernyataan’ itu 


268. 
harus di-ucap-kan dengan suara cukup keras 


269. 
di sisi Orang sakit itu, 


270. 
agar semua isi dari ‘Pernyataan’ itu dapat di-dengar oleh-nya, 


271. 
supaya Jasa-jasa yang di-amal-kan untuk-nya dapat diketahui-nya, 


272. 
dan dapat di-ingat oleh vijnana-nya ( batin-nya ), 


273. 
bahwa berkat dengan Jasa Suci tersebut 


274. 
segala karma buruk yang di-miliki-nya 


275. 
akan menjadi ringan atau musnah.” 


* * *



276. 
“Dan apabila saat Sang Pasien meng-hembus-kan nafas-nya yang terakhir, 


277. 
Sang Tokoh Bijaksana tetap harus melanjutkan pembacaan ‘Pernyataan’ tersebut 


278. 
serta Sutra Suci ini dengan nada yang agak tinggi. 


279. 
Arya Vistara, berkat Jasa-jasa Suci ini, 


280. 
Sang Pasien tersebut akan ter-bebas dari dosa-dosa 


281. 
yang pernah di-buat di masa silam dan masa kini. 


282. 
Bahkan dosa berat seperti 5 dosa durhaka pun dapat di-hapus-kan. 


283. 
Selanjutnya, dia akan di-lahir-kan di suatu Alam yang sejahtera, 


284. 
dan pada waktu itu dia akan mengetahui 


285. 
apa yang pernah di-alami-nya pada masa silam. 


* * * 



286. 
O Arya Vistara, 


287. 
seandainya Para Putra-Putri yang ber-budi 


288. 
telah mengetahui Sutra Suci yang penting ini, 


289. 
dan mereka dapat menyalin, 


290. 
atau mencetak, dan menyebarkan-nya, 


291. 
baik perorangan atau pun bersama, 


292. 
dan membuat patung Bodhisattva Ksitigarbha dan memuja-Nya, 


293. 
pasti mereka akan dianugerahi oleh Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha 


294. 
dengan Pahala yang sangat Agung. 


295. 
Mereka bisa mencapai Ke-Buddha-an se-cepat mungkin. 


296. 
Maka dari itu, O Arya Vistara, 


297. 
Anda berusaha-lah dengan cepat, 


298. 
apabila Anda dapat ber-jumpa dengan Umat yang ber-budi 


299. 
yang menyayangi Sutra Suci ini, 


300. 
memuji atau membaca Sutra Suci ini, 


301. 
Anda segera menggunakan berbagai cara yang praktis 


302. 
untuk menguatkan batin-nya, 


303. 
agar mereka dapat mem-praktek-kan Dharma ini, 


304. 
hingga dapat mengumpulkan ratus-an ribu koti Jasa 


305. 
pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang.” 



* * * 




306. 
Sang Buddha melanjutkan Sabda-Nya, 


307. 
“O Arya Samantavistara yang ber-budi, 


308. 
di masa yang akan datang, 


309. 
apabila Para Umat di waktu tidur-nya sering ber-mimpi 


310. 
dan melihat banyak Makhluk halus datang mengganggu mereka, 


311. 
merintih dengan suara yang amat menyedihkan, 


312. 
atau menangis ter-sedu-sedu, mengeluh, 


313. 
atau menampakkan bayangan-nya yang amat menakutkan, 


314. 
atau tubuh-nya meng-gigil terus-menerus. 


315. 
Ketahui-lah, O Arya Vistara, 


316. 
itu bukan makhluk halus, 


317. 
melainkan itu adalah Arwah dari Leluhur Sang Umat yang bersangkutan, 


318. 
mungkin itu adalah Orangtua-nya, Anak-nya, 


319. 
Adik-Kakak-nya, Suami-Istri, atau Sanak-Saudara-nya 


320. 
pada beberapa Keturunan kelahiran yang silam. 


321. 
Karena mereka terlibat dosa berat 


322. 
hingga sekarang mereka masih di-tahan 


323. 
di pelbagai Alam kesedihan 


324. 
dan tidak dapat keluar, 


325. 
mereka tidak mempunyai Pelindung 


326. 
untuk menyelamatkan diri-nya. 


327. 
Maka mereka terpaksa datang ke rumah Sanak Saudara-nya 


328. 
untuk meminta bantuan 


329. 
agar mereka mendapat peluang 


330. 
untuk membebaskan diri-nya dari penderitaan.” 


* * *




331. 
“O Arya Samantavistara yang ber-budi, 


332. 
sayangi-lah dan tolong-lah mereka.  


333.
Mulai sekarang, Anda boleh dengan kewibawaan atau kepandaian-Mu 


334. 
membantu Sang Umat tersebut, 


335. 
agar mereka mendapatkan manfaat 


336. 
dari membaca Sutra Suci ini. 


337. 
Dan Sang Umat dapat mengadakan puja bakti dengan khidmat 


338. 
dan membaca Sutra ini selama 3 hari sebanyak 7 kali, 


339. 
jika situasi-nya mengizinkan 


340. 
beliau dapat mengundang Para Suci 


341. 
atau Bhiksu Bhiksuni dari Sangha 


342. 
bersama-sama dengan Para Anggota dari Keluarga Orang yang bersangkutan 


343. 
untuk mengadakan puja bakti, 


344.
maka hasil-nya akan lebih baik. 


345. 
Ketahui-lah, bahwa setelah Sutra Suci ini selesai di-baca, 


346. 
maka dengan Jasa Kebajikan ini, 


347. 
Leluhur atau Arwah dari Sanak Saudara Sang Umat tersebut 


348. 
akan terbebas dari Alam kesedihan. 


349. 
Dan sejak itu, mimpi buruk atau bayangan dari Makhluk halus itu 


350. 
tidak akan pernah muncul lagi.” 



* * * 



351. 
“Ada lagi, O Arya Vistara, 


352. 
jika pada masa mendatang terdapat Umat 


353. 
dari Kaum rendah, Budak, Pesuruh, Pramuwisma, dan sebagai-nya, 


354. 
yang merasa nasib-nya selalu di-belenggu oleh kesengsaraan 


355. 
dan mereka ingin ber-tobat, 


356. 
dan ingin merubah nasib mereka yang buruk itu, 


357. 
maka mereka harus dengan sepenuh hati 


358. 
memberi hormat kepada ruphang Sang Bodhisattva Ksitigarbha, 


359. 
kemudian menyebut Nama Beliau 


360. 
sebanyak-nya 10.000 kali selama 7 hari. 


361. 
Berkat dari Jasa-jasa Kebajikan ini, 


362. 
maka kelak mereka akan di-lahir-kan kembali 


363. 
menjadi Anggota dari Keluarga yang Termulia 


364. 
tanpa mengalami penderitaan di Alam kesengsaraan 


365. 
selama ratus-an ribu masa.” 



* * * 



366. 
“Lagi, O Arya Vistara, 


367. 
jika di masa yang akan datang 


368. 
apabila ada Para Umat Jambudvipa 


369. 
baik dari Suku Ksatriya, Brahmana, 


370. 
maupun Grhapati atau Kulapati, 


371. 
serta Suku Bangsa apa pun, 


372. 
seandainya mereka mendapat karunia seorang Bayi, 


373. 
mereka dapat mengadakan Upacara yang sederhana, 


374. 
yaitu membaca Sutra ini, 


375. 
atau hanya menyebut Nama Bodhisattva Ksitigarbha 


376. 
sebanyak 10.000 kali selama 7 hari 


377. 
sejak Bayi tersebut lahir. 


378. 
Hal ini dapat dilakukan oleh Orangtua atau Wali-nya 


379. 
atau Pandita, Bhiksu, atau Bhiksuni, 


380. 
maka berkat dari Jasa Suci ini Sang Bayi, 


381. 
baik Laki-laki maupun Perempuan, 


382. 
akan jarang di-timpa musibah atau malapetaka.  


383. 
Demikian pula, hidup-nya akan selalu bahagia 


384. 
dan usia-nya pun panjang.” 


* * * 



385. 
“Lagi, O Arya Vistara, 


386. 
ada 10 Hari Suci ( Dasa-upavasatha ), 


387. 
yaitu Tanggal 1, 8, 14, 15, 18, 23, 24, 28, 29, dan 30 


388. 
dari Penanggalan Candra Sengkala ( Kalender Lunar ). 


389. 
Ke-10 Hari Suci ini sangat berarti 


390. 
bagi Umat-umat yang berasal dari Jambudvipa ( Alam Manusia ), 


391. 
karena segala perbuatan dari Sang Umat, 


392. 
baik yang bersifat Kebajikan, 


393. 
seperti menjalankan sila vegetarian, 


394. 
melepas Makhluk hidup, 


395. 
membaca Sutra, 


396. 
ber-dana untuk keperluan Vihara, 


397. 
atau menyumbang Kitab Suci, 


398. 
atau pun perbuatan yang tidak baik 


399. 
seperti membunuh, mencuri, 


400. 
perbuatan asusila, ber-dusta, dan karma-karma lain-nya 


401. 
akan di-kumpul-kan pada hari tersebut.” 


* * * 




402. 
“O Arya Vistara, 


403. 
mengingat peristiwa yang penting ini, 


404. 
Anda harus dengan iba mengasihani Para Umat, 


405. 
terutama membimbing mereka 


406. 
untuk membaca Sutra ini pada Hari Suci tersebut 


407. 
di depan gambar Buddha atau gambar Bodhisattva, 


408. 
boleh juga di depan Para Pandita, Bhiksu, atau Bhiksuni, 


409. 
agar daerah-daerah dari ke-4 Jurusan, 


410. 
yakni Timur, Selatan, Barat, dan Utara 


411. 
se-luas 1 (satu ) yojana 


412. 
tak akan terjadi musibah atau malapetaka yang membahayakan mereka. 


413. 
Demikian pula Para Anggota Keluarga-nya, 


414. 
baik yang ber-usia tua atau pun yang masih muda, 


415. 
selama mereka berada di Lingkungan itu, 


416. 
mereka akan merasa aman tentram, 


417. 
dan selama ribu-an tahun 


418. 
akan tetap terbebas dari segala siksa-an Alam kesengsaraan.” 


* * * 




419. 
“O Arya Vistara, 


420. 
mohon beritahu-kan kepada Para Umat Jambudvipa


421. 
barang siapa dapat membaca Sutra ini 


422. 
pada setiap 10 ( sepuluh ) Hari Suci itu, 


423. 
pasti-lah se-isi Anggota Keluarga dari rumah-nya 


424. 
tidak akan tertimpa musibah atau penyakit parah, 


425. 
selalu cukup sandang dan pangan, 


426. 
Kehidupan-nya pun amat sejahtera dan bahagia.” 


* * * 



427. 
“Maka dari itu, O Arya Samantavistara yang ber-budi, 


428. 
Anda harus mengenalkan kepada Para Umat 


429. 
tentang Bodhisattva Ksitigarbha 


430. 
yang memiliki Rddhi-Abhijnabala yang sedemikian kuat, 


431. 
serta kepandaian-Nya yang sedemikian luar biasa, 


432. 
dan kewibawaan-Nya yang sedemikian luhur, 


433. 
yang memiliki Jasa-jasa juta-an koti


434. 
dan dengan Jasa-jasa-Nya Beliau 


435. 
dapat menolong Makhluk yang sengsara 


436. 
yang banyak-nya sulit diperkirakan.” 


* * * 



437. 
“O Arya Vistara, sungguh, 


438. 
Umat Jambudvipa sangat di-sayangi oleh Sang Mahasattva ini, 


439. 
walaupun Sang Umat hanya mendengar nama-Nya 1 (satu ) kali, 


440. 
atau hanya melihat gambar-Nya saja, 


441.
bahkan hanya mendengar 3 atau 5 kata dari Sutra-Nya, 


442. 
ataupun hanya membaca 1 ( satu ) bait syair ( gatha ), 


443. 
maka pada masa sekarang ini juga 


444. 
mereka akan memiliki Kehidupan yang aman tentram, 


445. 
dan di masa yang akan datang 


446. 
mereka akan dilahirkan menjadi Anggota dari Keluarga yang termulia 


447. 
dengan rupa yang tampan rupawan.” 


* * * 



448. 
“Setelah mendengar Sabda Sang Buddha, 


449. 
Bodhisattva Samantavistara ber-sujud kepada Buddha Sakyamuni seraya ber-kata, 


450. 
“Sang Bhagava yang Termulia, sesungguh-nya, 


451. 
sejak dahulu, Aku telah mengenal Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha 


452.
yang memiliki Maha Pranidhana dan Maha Karunika ini, 


453. 
akan tetapi, agar Para Umat Manusia 


454. 
dapat mengetahui betapa ber-manfaat atau ber-faedah-nya 


455. 
uraian dari Sutra ini, 


456. 
maka Aku dengan sengaja ber-tanya, 


457. 
O Sang Bhagava, apa nama Sutra ini ? 


458. 
Dan dengan cara apakah Aku harus menyebarkan Sutra Tersuci ini ?” 


* * * 



459. 
Sang Buddha bersabda kepada Sang Samantavistara, 


460. 
“Sutra ini mempunyai 3 nama; 


461. 
1) Yang pertama adalah 

“Ksitigarbha Bodhisattva Purva Pranidhana Sutra” 
( Niat Suci Sang Ksitigarbha )





462. 
2) Yang ke-2 adalah 

“Ksitigarbha Bodhisattva Purva Carya Sutra” 
( Pelaksanaan Dharma dari Sang Ksitigarbha ) 





463. 
3) Yang ke-3 adalah 

“Ksitigarbha Bodhisattva Purva Sannahabala Sutra” 
( Kekuatan dari Niat Suci Sang Ksitigarbha )” 




* * * 



464. 
“Akan tetapi, karena Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha 


465. 
sejak juta-an kalpa hingga sekarang 


466. 
selalu ber-ikrar dengan Maha Pranidhana-Nya ( Niat Suci yang Maha Besar ) 


467. 
untuk menolong Para Makhluk yang berada di Alam Semesta, 


468. 
maka kamu sekalian harus dengan tulus ikhlas 


469. 
mewujudkan cita-cita-Nya, 


470. 
terutama membantu Beliau menyebarkan Sutra ini 


471. 
ke pelbagai Daerah, 


472. 
agar Para Umat memperoleh manfaat dari Dharma ini.” 


* * * 



473. 
Setelah Sang Samantavistara beserta Para Hadirin 


474. 
mendengar uraian dari Sang Buddha ini, 


475. 
mereka semua ber-janji akan menyebarkan Sutra ini, 


476. 
dan dengan perasaan gembira 


477. 
Sang Samantavistara ber-anjali kepada Sang Buddha 


478. 
dan kembali ke tempat duduk-Nya. 



* * * * * * * * * *