BAB 3


BUDDHAMATRKA DEWI MAHA MAYA
MENGAMATI KARMA MANUSIA BESERTA SEBAB DAN AKIBAT-NYA 



1. 
Sang Ibu Dewi Mahamaya ( Buddhamatrka atau Ibunda dari Buddha Sakyamuni ) 


2. 
bangkit dari tempat duduk-Nya, 


3.  
lalu merangkupkan ke-dua telapak tangan-nya, 


4. 
memberi hormat kepada Bodhisattva Ksitigarbha seraya ber-tanya, 


5. 
“O Maha Arya yang ber-welas asih, 


6. 
Saya ingin mengetahui tentang Hukum Karma yang berlaku 


7. 
bagi Para Makhluk dari Dunia Jambudvipa ( Alam Manusia ), 


8. 
terutama Para Makhluk yang melakukan berbagai jenis perbuatan buruk atau jahat 


9. 
dan akibat karma yang harus mereka terima.” 


10. 
“O Maha Buddhamatrka yang Mulia,” Sang Ksitigarbha men-jawab, 


11. 
“Dunia dari Para Makhluk hidup 


12. 
serta Alam-alam dari Para Buddha 


13. 
jumlah-nya banyak sekali sampai ber-juta-juta. 


14. 
Dunia dari Makhluk hidup ada yang terdapat Neraka 


15. 
dan ada yang tidak terdapat Neraka sama sekali, 


16. 
demikian juga Kaum Wanita, Sravaka, Pratekya Buddha, 


17. 
termasuk Buddha Dharma, 


18. 
tidak terdapat di semua Alam Kehidupan.” 


19. 
Sang Ibu Dewi Mahamaya sekali lagi memohon kepada Bodhisattva Ksitigarbha, 


20. 
“O Maha Arya Ksitigarbha, 


21. 
aku ingin mengetahui 


22. 
tentang hukuman yang harus diterima oleh Makhluk Jambudvipa ( Alam Manusia ), 


23. 
terutama bagi mereka yang telah melakukan perbuatan jahat,” 


24. 
pinta sang Ibu Mahamaya. 


* * * 



25. 
“Dengar-kan-lah baik-baik, O Maha Buddhamatrka, 


26. 
Aku akan menguraikan-nya secara singkat,” 


27. 
Sabda sang Bodhisattva Ksitigarbha. 


28. 
“Sudi-lah menerangkan-nya, 


29. 
kami sekalian telah siap mendengarkan-nya,” 


30. 
sahut Buddhamatrka Dewi Mahamaya. 


31. 
Bodhisattva Ksitigarbha menguraikan-nya kepada Sang Ibu Dewi Mahamaya 


32. 
dengan mengatakan, 


33. 
“Hukuman terberat dari Neraka yang berlaku di Dunia Jambudvipa ( Alam Manusia ) adalah sebagai berikut,” 



34. a. 
“1.) 
Apabila terdapat seorang Anak durhaka yang tidak pernah mematuhi Orangtua-nya, 


34. b. 
bahkan ia berani membunuh Orang tua-nya, 


34. c. 
maka Manusia yang ber-kelakuan buruk ini, 


34. d.
setelah ia meninggal akan diterjunkan ke Neraka Avici 


34. e. 
untuk menjalani hukuman-nya hingga juta-an kalpa


34. f. 
sulit memperoleh kesempatan untuk keluar lagi.” 


* * *


35. a. 
“2.)  
Apabila terdapat seorang Umat yang berani melukai badan Buddha, 


35. b. 
atau menghancurkan patung Buddha dan Bodhisattva, 


35. c.
serta berani memfitnah Triratna ( Buddha, Dharma, dan Sangha ), 


35. d. 
atau tidak menghormati Kitab Suci Ajaran Para Buddha, 


35. e. 
maka hukuman-nya sama, 


35. f. 
yaitu diterjunkan ke Neraka Avici.” 


* * *



36. a.
“3.)  
Apabila terdapat seorang Umat yang berani menyakiti Para Bhiksu, 


36. b. 
berani menodai Bhiksuni, 


36. c. 
atau berani melakukan perbuatan asusila di Vihara, 


36. d. 
atau berani membunuh Makhluk ber-nyawa di dalam Vihara, 


36. e. 
hukuman mereka adalah sama, 


36. f. 
yaitu diterjunkan ke Neraka Avici.” 


* * * 



37. a. 
“4.)  
Apabila terdapat seorang Umat yang berani menyamar sebagai seorang Sramana ( Rohaniwan – Rohaniwati ), 


37. b. 
tapi hati-nya bukan Sramana, 


37. c. 
dan ia memboroskan harta benda yang dimiliki Sangha, 


37. d. 
menipu Para Penganut Agama yang ber-Sembahyang di dalam Vihara, 


37. e. 
selalu melanggar Tata Tertib Vihara 


37. f. 
dan melakukan ber-macam-macam karma jahat, 


37. g. 
hukuman yang akan mereka terima adalah sama, 


37. h. 
yaitu diterjunkan ke Neraka Avici.” 


* * *



38. a.
“5.)  
Apabila terdapat Umat yang berani mencuri harta benda milik Sangha, 


38. b. 
seperti barang-barang keperluan se-hari-hari, beras atau palawija, 


38. c. 
makanan atau minuman, jubah atau pakaian, dan lain-lain-nya, 


38. d. 
walaupun hanya sedikit 


38. e. 
atau benda yang tidak berharga sekali pun, 


38. f. 
namun di-peroleh dengan mencuri, 


38. g. 
maka hukuman bagi mereka tidak berbeda dengan Nomor 1, 


38. h. 
yakni mereka harus diterjunkan ke Neraka Avici selama juta-an kalpa


38. i 
sulit mendapat kesempatan untuk keluar lagi.” 


* * *



39. 
Bodhisattva Ksitigarbha melanjutkan uraian-Nya, 


40. 
“O Maha Buddhamatrka, 


41. 
barang siapa yang terlibat dosa berat seperti yang Ku-urai-kan tadi, 


42.
mereka harus diterjunkan di Neraka Pancanantarya


43. 
atau disebut Neraka Avici


44. 
dan selama menjalani hukuman di Neraka Avici, 


45. 
mereka harus menerima kesedihan dan kesakitan 


46. 
yang tanpa berhenti sekejab pun. 


47. 
Betapa menyedihkan.” 


* * * 



48.  
“O Maha Arya Ksitigarbha, 


49. 
bagaimana-kah keadaan-nya di dalam Alam Neraka Pancanantarya itu ?” 


50. 
tanya Sang Ibu Dewi Mahamaya. 


51. 
Bodhisattva Ksitigarbha men-jawab, 


52. 
“Bentuk Neraka berupa-rupa, O Buddhamatrka, 


53. 
dan semua-nya berada di dalam Gunung Maha Cakravada. 


54. 
Bentuk Neraka yang besar jumlah-nya 18 buah, 


55. 
bentuk Neraka yang sedang 500 buah, 


56. 
dan setiap Neraka masing-masing mempunyai Nama tersendiri. 


57. 
Sedangkan yang kecil jumlah-nya banyak sekali, 


58. 
sampai juta-an buah dan nama-nya pun berbeda-beda juga ! 


* * *



59. 
Ketahui-lah, O Maha Buddhamatrka, 


60. 
Neraka Pancanantarya itu luas-nya kurang lebih 80.000 yojana


61. 
Semua di-lengkapi dengan tembok besi, 


62. 
tinggi dari tembok tersebut 10.000 yojana


63. 
Di dalam Neraka tersebut tidak ada tempat yang kosong, 


64. 
semua-nya di-penuhi kobaran api yang dahsyat. 


65. 
Neraka ini di-bagi menjadi beberapa jajaran ruangan, 


66. 
dan tiap jajaran masing-masing mempunyai Nama sendiri-sendiri. 


67. 
Di antara-nya terdapat sebuah Neraka yang terbesar itu-lah Neraka Avici


68. 
Luas-nya 18.000 yojana


69. 
tembok-nya juga terbuat dari besi 


70. 
dan tinggi-nya 1.000 yojana


71. 
Kobaran api yang menyala di dalam-nya sangat panas, 


72. 
api-nya men-jalar-jalar ke atas, 


73. 
kemudian turun lagi ke dasar bawah, 


74. 
terus-menerus membakar, 


75. 
tanpa berhenti sekejab pun.” 


* * *



76. 
“Di dalam Neraka itu terdapat 84.000 ekor ular yang ber-tubuh besi 


77. 
dan di 4 sudut-nya terdapat 4 ekor anjing, 


78. 
besar-nya bagai-kan gunung, 


79. 
tubuh-nya juga terbuat dari besi. 


80. 
Binatang yang ber-tubuh besi ini, 


81. 
semua dapat mengeluarkan api dari mulut-nya, 


82. 
sinar mata-nya bagai-kan kilat, 


83. 
gigi-nya se-tajam pedang. 


84. 
Dan bulu di tubuh anjing besi itu selalu menyala-nyala. 


85. 
Mereka saling ber-kejar-kejar-an di dalam tembok besi itu, 


86. 
atau ber-lari-lari di dalam kobaran api 


87. 
dan melukai si Pembuat dosa. 


* * * 



88. 
Mereka kadang-kadang ber-lari ke Timur lalu kembali ke Barat, 


89. 
lari-nya sangat cepat, 


90. 
tak pernah berhenti sekejab pun.” 


* * * 




91.  
“Di dalam Neraka tersebut terdapat ranjang besi yang penuh sesak, 


92. 
luas-nya 10.000 yojana


93. 
O Maha Buddhamatrka, betapa hebat-nya, 


94.  
apabila terdapat seorang Terhukum ter-baring di atas ranjang besi itu, 


95. 
ia segera melihat diri-nya 


96. 
telah berada di setiap ranjang besi yang jumlah-nya ribu-an. 


97. 
Demikian juga, 


98. 
apabila terdapat juta-an Orang yang harus menjalani hukuman ber-baring di atas-nya, 


99. 
mereka lantas melihat tubuh mereka 


100. 
telah berada di setiap ranjang tersebut juga. 


101. 
Mengapa demikian ? 


102. 
Itu tak lain karena mereka telah berbuat dosa yang sedemikian banyak-nya.” 


* * *



103. 
Sang Ksitigarbha melanjutkan, 


104.  
“Setelah si Pembuat dosa itu di-siksa oleh ular besi dan anjing besi, 


105. 
datang lagi ribu-an Setan Yaksa dan Iblis-iblis yang sangat bengis, 


106. 
gigi mereka seperti keris yang tajam, 


107. 
sinar mata-nya seperti kilat, 


108. 
kuku-nya sangat runcing terbuat dari tembaga kuning. 


109. 
Mereka menangkap si Pembuat dosa dengan cakar-nya yang runcing, 


110. 
lalu di-gigit hingga tewas. 


111. 
Terdapat juga Setan Yaksa yang memegang tombak 


112. 
yang ujung-nya adalah pedang baja, 


113. 
lalu menusuk-nya ke tubuh Orang-orang yang berdosa, 


114. 
sehingga mulut, hidung, perut, 


115. 
atau punggung dari Orang yang berdosa tersebut ter-luka parah, 


116. 
kemudian Orang yang di-tusuk itu, 


117. 
di-lempar ke atas dan di-biar-kan jatuh ke bawah, 


118. 
terus-menerus ber-ulang-ulang kali hingga tewas. 


119. 
Ada juga Umat yang berdosa 


120. 
yang ditaruh di atas ranjang besi yang panas membara.” 


121. 
“Kemudian datang lagi, 


122. 
se-kelompok burung garuda besi yang amat buas, 


123. 
mematuki mata si Pembuat dosa, 


124. 
dan ular yang ber-tubuh baja mem-belit leher si Pembuat dosa, 


125. 
setelah itu seluruh sendi tulang si Pembuat dosa, 


126. 
di-paku dengan paku panjang 


127. 
dan lidah-nya di-cabut, 


128. 
lalu di-lindasi dengan bajak yang tajam, 


129. 
lalu usus dari si Pembuat dosa, 


130. 
di-cabut keluar dan di-iris-iris menjadi potongan, 


131. 
kemudian mulut-nya di-tuangi dengan cairan tembaga yang melebur 


132. 
dan seluruh tubuh-nya di-baluti dengan besi yang panas.” 


133. 
“Walaupun Orang tersebut telah mati di-siksa hingga ribu-an kali, 


134. 
apabila masa hukuman-nya belum habis, 


135. 
begitu di-tiupi ‘Angin Karma’ 


136. 
ia akan hidup kembali 


137. 
dan harus menjalani hukuman-nya lagi, 


138. 
terus-menerus sampai juta-an kalpa


139. 
ia akan sulit memperoleh peluang untuk keluar. 


* * * 



140. 
Akan tetapi, semua Alam yang berada di dalam Tata Surya, 


141. 
atau disebut 3 ribu Maha Sistem Dunia ( Trisahasra Mahasahasra Lokadhatu


142. 
yang di-pengaruhi proses kerusakan pada Periode Catur Kalpa


143. 
Saat Dunia tengah mengalami kerusakan, 


144. 
Alam Neraka juga ikut rusak. 


145. 
Tapi, jika masa hukuman dari Para Umat yang berdosa berat, 


146. 
yang sedang menjalani hukuman itu belum habis, 


147. 
maka mereka akan dipindahkan ke Sistem Dunia lain, 


148. 
apabila Dunia dari sana pun mengalami kerusakan, 


149. 
mereka akan di-kirim lagi ke jurusan yang lain, 


150. 
dan setelah Dunia dari mana ia berasal telah terbentuk kembali, 


151. 
maka Umat yang berdosa itu 


152. 
akan dikembalikan ke Dunia yang baru terbentuk tersebut. 


153. 
Demikian-lah tentang Neraka Pancanantarya 


154. 
serta hukuman yang harus mereka terima.” 


* * * 




155. 
“O Maha Buddhamatrka, 


156. 
masih terdapat 5 perihal tentang Hukum Karma 


157. 
yang berkaitan dengan Neraka Pancanantarya itu, yaitu ;” 


158. a. 
“1.)  
Pada saat Orang yang berdosa menjalani hukuman-nya, 


158. b. 
baik siang maupun malam dalam masa yang ber-kalpa-kalpa


158. c.
mereka tak akan pernah mendapat peluang 


158. d. 
untuk melepaskan lelah-nya se-detik pun, 


158. e. 
ini-lah yang disebut ‘Anantarya’ ( arti-nya kewalahan tanpa batas ).” 


* * *




159. a. 
“2.)  
Di Neraka tersebut, berapa pun jumlah Penghuni-nya, 


159. b. 
walaupun hanya 1 (satu) Orang atau juta-an Orang yang di-hukum, 


159. c.
ruangan itu akan tetap terasa sesak dan padat, 


159. d. 
ini-lah ‘Anantarya’.” 


* * *



160. a. 
“3.) 
Tidak ada 1 (satu) pun dari si Terhukum 


160. b. 
yang dapat menghindar 


160. c. 
atau pun lolos dari suatu hukuman, 


160. d.
baik berupa siksa-an pedang tajam, tongkat berat, 


160. e. 
binatang ber-tubuh besi 


160. f. 
seperti burung garuda besi, ular besi, 


160. g. 
serigala besi, anjing besi, dan sebagai-nya.  


160. h. 
Serta menerima siksa-an lesung serta alu besi yang ter-bakar panas 


160. i. 
menumbuk tubuh dari Orang yang berdosa, 


160. j. 
atau tubuh dari si Pembuat dosa di-lindas, di-gergaji, di-pahat, di-kikir, 


160. k. 
atau di-iris-iris menjadi ber-keping-keping, 


160. l. 
atau dimasukkan ke dalam periuk besar yang berisi air men-didih, 


160. m
atau tubuh si Terhukum di-balut dengan jaringan baja yang panas, 


160. n. 
atau di-paksa menaiki keledai besi panas atau kuda besi yang panas, 


160. o. 
setelah itu si Pembuat dosa akan di-bakar, di-kupas kulit-nya, 


160. p. 
kemudian di-sirami cairan besi yang sedang me-lebur. 


160. q. 
Apabila Orang yang berdosa itu merasa lapar dan ber-teriak kelaparan, 


160. r. 
ia akan diberi makanan yang berupa gumpalan besi yang membara 


160. s. 
dan di-paksa menelan-nya sampai gumpalan besi itu jebol keluar dari perut-nya 


160. t. 
dalam keadaan yang masih membara, 


160. u. 
menyebabkan usus dari Umat yang berdosa itu terbakar hangus 


160. v. 
dan mengeluarkan darah terus-menerus.  


160. w. 
Dan hukuman tersebut harus dijalani-nya selama ber-kalpa-kalpa terus-menerus, 


160. x.
tanpa berhenti sekejab pun 


160. y. 
sampai masa hukuman-nya habis, 


160. z.
ini-lah yang disebut ‘Anantarya’.” 



* * *



161. a. 
“4.) 
Di Neraka tersebut tidak ada alasan untuk meringankan hukuman, 


161. b. 
baik itu Lelaki atau Wanita, Orang Timur atau Selatan, Barat atau Utara, 


161. c. 
atau yang telah lanjut usia-nya atau yang masih muda, 


161. d. 
ber-status Bangsawan ataupun Golongan rendah, 


161. e. 
baik Naga, Dewa, Makhluk apa saja termasuk Setan dan lain-nya. 


161. f. 
Siapa saja yang ber-dosa berat, 


161. g. 
ia harus menanggung hukuman-nya tanpa dibedakan, 


161. h. 
ini dinamakan ‘Anantarya’.” 


* * *



162. a. 
“5.)  
Selama masa hukuman-nya belum habis, 


162. b. 
maka si Terhukum akan ber-ulang kali mengalami kematian dan hidup kembali. 


162. c. 
Siang dan malam mereka terus-menerus menjalani penderitaan ini, 


162. d. 
tanpa berhenti se-detik pun, 


162. e. 
dan apabila masa hukuman-nya telah habis, 


162. f. 
baru-lah ia dilahirkan di Alam lain, 


162. g. 
ini-lah yang dinamai ‘Anantarya’.” 


* * *



163. 
Sang Bodhisattva Ksitigarbha melanjutkan uraian-Nya, 


164. 
“O Maha Buddhamatrka, 


165. 
keadaan Neraka Pancanantarya sungguh banyak sekali, 


166. 
namun dalam Persamuan Agung ini, 


167. 
Aku hanya dapat menguraikan-nya secara singkat. 


168. 
Jika Engkau ingin Aku menguraikan 


169. 
tentang semua alat-alat hukuman 


170. 
serta bentuk-bentuk penderitaan-nya secara lengkap, 


171.  
mungkin hingga genap satu kalpa pun, 


172. 
uraian-Ku belum selesai !” 


173. 
Setelah mendengar uraian tersebut, 


174. 
Sang Ibu Mahamaya merasa amat prihatin dan sedih. 


175. 
Lalu Beliau segera ber-anjali kepada Bodhisattva Ksitigarbha 


176. 
dan kembali ke tempat-Nya. 



* * * * * * * * *